Nagan Raya (ANTARA) - Dokter Edi Hidayat Sp.PD, FINASIM, AIFO-K, FISQua, seorang dokter ahli di Kabupaten Nagan Raya, Provinsi Aceh mengatakan pola makan yang salah ternyata dapat membahayakan kesehatan saat menjalakan ibadah puasa Ramadhan.

“Bahaya makan terlalu banyak pada kesehatan adalah bisa memicu Hyperglycemia Spike atau lonjatan gula darah mendadak dalam tubuh,” kata Dr Edi Hidayat kepada ANTARA, Jumat. 

Menurutnya, kondisi lonjakan gula darah ini akan mengakibatkan kelelahan Pankreas untuk menurunkan kadar gula darah, yang akhirnya menyebabkan mengantuk dan badan menjadi lemas selesai berbuka. 

Baca juga: Fenomena olahraga lari malam saat Ramadhan ternyata berbahaya bagi tubuh, ini penjelasan secara medis

Disamping itu, pola makan yang salah  juga bisa mengakibatkan gangguan lambung. 

“Pada perut yang kosong tiba-tiba diisi penuh, menyebabkan kembung, dan makanan bisa keluar lagi ke kerongkongan atau sering disebut penyakit GERD,” kata Edi Hidayat.

Ada pun cara berbuka yang disarankan adalah mengikuti sunnah nabi dengan berbuka dengan kurma satu biji atau 3 biji dan diawali minum air terlebih dahulu. 

Makan makanan harus bertahap untuk menjaga agar lambung bisa menampung jumlah makanan yang masuk dan mencegah kenaikkan gula mendadak.

“Allah SWT sudah mengingatkan kita dalam Surah Al-A’raf ayat 31 "Jangan berlebihan dalam makan dan minum, karena Allah tidak menyukai orang yang berlebihan,” kata Edi Hidayat.

Dr Edi Hidayat menambahkan makan dan minum minuman manis terlalu banyak saat berbuka puasa, juga tidak baik bagi tubuh karena bisa menyebabkan lonjatan kadar gula darah yang bisa memicu terjadinya diabetes melitus. 

Menurutnya, minuman manis bisa berefek memperberat kerja pankreas untuk menurunkan kadar gula. 

“Apabila kondisi ini terjadi berulang bisa mengakibatkan terjadinya resistensi insulin dalam tubuh,” katanya. 

Resistensi insulin merupakan kondisi dimana sel sel dalam tubuh tidak lagi bekerja dengan baik sehingga pancreas akan menghasilkan insulin lebih banyak lagi untuk menurunkan kadar gula yang tinggi. 

Resistensi insulin bisa menimbulkan gemuk atau obesitas, diabetes tipe 2, penyakit jantung atau stroke. 

Jika ingin minuman manis, Edi Hidayat menyatakan agar dapat memilih jus buah tanpa gula  atau sedikit gula.

Selain itu, hal lainnya yang membahayakan umat muslim yang menjalankan ibadah puasa di bulan suci Ramadhan, yaitu tidur setelah sahur atau berbuka puasa.

Baca juga: RSUD Cut Nyak Dhien bangun ruang rawat baru Rp10 miliar tahun ini

Menurutnya,  kondisi setelah makan langsung tidur dapat mengakibatkan gangguan pada lambung, karena pada saat makanan terlalu banyak didalam lambung, makanan dapat mengakibatkan naik ke tenggorokan dan menyebabkan nyeri di dada dan ulu hati. 

Kondisi ini diakibatkan oleh gravitasi yang tidak membantu perut menahan makanan dan asam lambung naik ke atas.

Selain itu, tidak makan sahur saat akan menjalakan ibadah puasa juga dapat membahayakan kesehatan seseorang.

Ia mengatakan, banyak orang tidak sahur dengan alasan ngantuk atau untuk menurunkan berat badan. 

Padahal, sahur bukan sekadar makan, tetapi juga membantu pemenuhan energi  agar kuat menjalani puasa.

Individu yang yang tidak makan sahur akan cenderung terjadi Hipoglikemia atau kadar gula darah diotak menurun yang menyebabkan kelemahan, pusing, sulit berkonsentrasi, bahkan pingsan dalam kondisi ekstrem. 

“Jadi sahur itu penting agar tubuh mendapatkan suplai energi yang cukup untuk beraktivitas,” kata dr Edi Hidayat.

Selain itu, kurangnya minum atau mengkonsumsi air putih juga dapat membawakan kesehatan selama puasa, karena tubuh manusia terdiri dari 50 -70 persen adalah air. 

Air merupakan komponen utama tubuh manusia yang berfungsi dalam metabolism didalam.

Kekurangan air dapat menyebabkan gangguan kesehatan serius, gangguan ginjal, dan penurunan konsentrasi bahkan bisa menyebabkan pingsan. 

Minum air yang disarankan saat buka puasa sampai sahur minimal 2 liter atau 8 gelas ukuran 250 mililiter.

Minum air juga harus bertahap tidak boleh sekaligus karena tubuh tidak dapat menyerap. Yang disarankan adalah 1 gelas saat buka puasa, 1 gelas setelah makan berbuka, 1 gelas setelah shalat magrib, 1 gelas setelah shalat insya, 1 gelas setelah tarawih, 1 gelas sebelum tidur, 1 gelas saat bangun tidur untuk sahur dan 1 gelas setelah makan sahur. 

Dr Edi Hidayat juga tidak menyarankan seseorang yang akan berpuasa untuk minum kopi dan teh saat makan sahur, karena kedua jenis minum ini bisa mengakibatkan diuresis atau menyebabkan sering buang air kecil. 

“Kopi dan teh  dapat meningkatkan filtrasi ginjal dan ekskresi natrium sehingga dapat meningkatkan frekuensi buang air kecil,” demikian dr Edi Hidayat.

Baca juga: Safaruddin tunjuk dr Ismuha jadi Plt Direktur RSUD Teungkku Peukan Abdya



Pewarta: Teuku Dedi Iskandar
Editor : Febrianto Budi Anggoro
COPYRIGHT © ANTARA 2025