Banda Aceh (ANTARA Aceh) - Komisi VI DPRA memanggil manajemen Rumah Sakit Umum Zainoel Abidin (RSZUA) Banda Aceh terkait adanya laporan permainan dalam rekrutmen tenaga kontrak di rumah sakit milik Pemerintah Aceh tersebut.
"Kami memanggil manajemen RSUZA guna dimintai penjelasan adanya masalah rekrutmen tenaga kontrak. Kami ingin mendengarkan langsung apakah ada permainan atau tidak," kata Ketua Komisi VI DPRA T Iskandar Daod di Banda Aceh, Rabu.
Dari pertemuan dengan manajemen RSUZA, kata dia, pihak rumah sakit tersebut menjelaskan secara rinci proses rekrutmen tenaga kontrak. Semua proses dilakukan sesuai aturan berlaku.
"Masalah rekrutmen tenaga kontrak ini kami tanyakan semuanya. Jadi, tidak ada permainan dalam rekrutmen tenaga kontrak. Semuanya berjalan sesuai prosedur yang ditetapkan," kata T Iskandar Daod.
Iskandar mengatakan, RSUZA merekrut 500 tenaga kontrak untuk memenuhi perawat medis menyusul bertambahnya kapasitas rumah sakit sebanyak 266 tempat tidur.
"Anggaran tenaga kontrak ini nantinya bersumber dari pembiayaan mandiri Badan Layanan Usaha Daerah atau BLUD RSUZA," kata T Iskandar Daod yang juga politisi Partai Demokrat.
Sementara itu, Direktur RSUZA Banda Aceh Fachrul Jamal mengatakan, rekrutmen tenaga kontrak dilakukan karena ada penambahan kapasitas rawat inap yang sudah dilakukan sejak dua tahun terakhir.
"Dari penambahan kapasitas rawat inap tersebut, maka RSUZA membutuhkan 500 tenaga kontrak. Namun, dalam proses rekrutmen sempat menimbulkan politik," kata dia.
Awalnya, sebut Fachrul, ada 14 ribu orang yang mendaftar. Namun, setelah melalui seleksi, tersisa 2.000 orang hingga mengikuti psikotes. Dalam psikotes, yang lulus hanya satu orang.
"Kemudian, ada masalah tenaga bakti RSUZA yang tidak terakomodir. Karena itulah pihak RSUZA mengambil kebijakan bagaimana tenaga bakti dimasukkan dalam proses rekrutmen tenaga kontrak," ungkap dia.
Fachrul Jamal menyebutkan, dari 500 tenaga kontrak yang direktur, hanya 186 dari tenaga bakti RSUZA. Jadi, tidak benar tuduhan bahwa tenaga kontrak yang lulus semuanya adalah tenaga bakti.
"Tujuan awalnya rekrutmen tenaga kontrak ini membantu tenaga bakti. Namun, kami juga berkesimpulan mungkin ada yang di luar RSZUA yang kompeten menjadi tenaga kontrak, sehingga rekrutmennya dibuka untuk umum," kata Fachrul Jamal.
Pewarta: M Haris SA
COPYRIGHT © ANTARA 2025