Lhokseumawe (ANTARA Aceh) - Pengidap Human Immunodeficiency Virus (HIV/AIDS), dalam beberapa tahun terakhir semakin bertambah di Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh, yakni 47 orang, kata Kepala Dinas Kesehatan setempat, dr Makhrozal.

Ia mengatakan di Lhokseumawe, Sabtu, Kabupaten Aceh Utara merupakan daerah penyumbang kasus HIV/AIDS terbanyak di Provinsi Aceh, bahkan pihaknya menemukan di sejumlah rumah sakit, para penderita sudah memasuki fase AIDS.

"Mari kita bekerja semaksimal mungkin agar virus tersebut tidak terus berkembang, sebagaimana diketahui Aceh Utara merupakan daerah yang paling banyak terdapat penderita HIV/AIDS di Provinsi Aceh," ujar Makhrozal.

Makhrozal menambahkan, berdasarkan data yang diterima oleh pihaknya, terdapat 47 orang yang menderita penyakit mematikan tersebut dan penularannya melalui berbagai macam, maka jangan pernah takut untuk melakukan pemeriksaan.

Untuk wilayah Aceh Utara sendiri, terdapat salah satu kecamatan yang terletak di wilayah barat sebagai penyumbang kasus HIV/AIDS terbanyak, untuk penanganan pasien yang terjangkit virus tersebut, tidak hanya pengobatan saja tapi harus ada dukugan sosial dan psikologisnya.

"Bagi kalangan yang beresiko, maka jangan pernah takut untuk melakukan pemeriksaan sejak dini, begitu juga dalam melakukan pengobatan, tidak cukup diberikan obat saja tapi penderita juga harus diberikan semangat agar psikologisnya bisa kembali normal," tutur Makhrozal.

Menurutnya, pihaknya membuka layanan klinik Voluntary Counseling Test (VCT) di Puskesmas Dewantara, konseling tersebut membantu masyarakat untuk mengetahui status kesehatannya terhadap penyakit tersebut secara lebih dini, menekankan kepada aspek perubahan perilaku, peningkatan kemampuan menghadapi stress, ketrampilan pemecahan masalah.

Pendeteksian dini HIV penting daripada mengetahui pada fase AIDS, seperti kasus-kasus yang terjadi sekarang, rata rata pasiennya sudah di fase AIDS. Jangan pernah takut untuk melakukan pemeriksaan sejak dini, katanya.



Pewarta: Pewarta : Mukhlis
Uploader : Salahuddin Wahid
COPYRIGHT © ANTARA 2025