Banda Aceh (Antaraaceh) - Tim riset ACSTF bersilaturahmi dengan Ketua Komisi I DPRA Abdullah Saleh, Selasa (20/1/2015) pagi.

Koordinator Tim Riset ACSTF, Rizki Maulida, saat bertemu dengan Abdullah Saleh di ruang kerjanya, mengatakan pertemuan tersebut merupakan langkah awal untuk menjelaskan kegiatan yang hendak dilakukan oleh ACSTF guna menguatkan partisipasi publik dalam mempengaruhi kebijakan pembangunan Aceh, termasuk memantau kinerja DPRA serta berupaya mendukung proses pembahasan program legislasi maupun kebijakan lainnya dengan menyampaikan gagasan-gagasan strategis yang bisa dilahirkan dari perspektif masyarakat sipil Aceh.

"Pemantauan dan advokasi itu nantinya tidak hanya di DPRA tapi juga di dua kabupaten lainnya, yakni Aceh Utara dan Aceh Selatan," kata dia. "Tujuannya untuk melihat sejauh mana kebijakan parlemen diimplementasikan, sekaligus mengumpulkan informasi dampak dari program-program pembangunan yang dikerjakan di suatu wilayah. Tentunya, ACSTF mengetengahkan hasil kajian-kajian tersebut pada para pengambil kebijakan agar menjadi masukan untuk menjalankan pemerintahan yang lebih baik."

Abdullah Saleh menyambut baik program tersebut. Di lain sisi, kata dia, pihaknya memang tengah mengupayakan untuk membuka diri pada publik karena perkembangan teknologi informasi saat ini telah mendorong kita untuk lebih terbuka. �Membangun komunikasi dengan publik maupun konstituen secara terbuka semakin menjadi tren baru pada kalangan anggota dewan periode yang ini,� ujarnya. �Kami berencana untuk mengadakan rapat-rapat secara insklusif dan terbuka ke depan.�

Menanggapi dinamika politik kekinian, Abdullah Saleh menuturkan relasi antar pemimpin Aceh yang menjadi cair ke arah yang lebih baik sangat diharapkan.

Firdaus Yusuf yang bertanggung jawab untuk jaringan perdamaian di Asia Tenggara di ACSTF menambahkan bahwa Abdullah Saleh juga menyambut baik gagasan masyarakat sipil untuk menyelenggarakan peringatan 10 tahun perdamaian Aceh, bahkan dia mengharapkan ACSTF dapat berperan besar untuk mendorong terjadinya rekonsiliasi masyarakat Aceh ke depan. �Termasuk upaya menjadikan Aceh sebagai Peace Knowledge Centre bagi penciptaan perdamaian di kawasan Asia Tenggara ini,� tutup Firdaus Yusuf.


Uploader : Catur Ujianto
COPYRIGHT © ANTARA 2025