• Kontribusi aktivitas Airbnb mencapai lebih dari Rp35 triliun ke perekonomian Indonesia pada 2024[1], setara dengan 3,1% dari total PDB pariwisata Indonesia.
  • Aktivitas ini memberikan dampak positif ke lebih dari 200.000 lapangan kerja dan menyumbang Rp7,8 triliun dalam bentuk upah.
  • Laporan ini memperlihatkan pertumbuhan pariwisata internasional yang berkelanjutan pada 2024, dengan pergeseran minat wisatawan ke kegiatan yang lebih beragam dan mengunjungi destinasi di luar kota-kota besar.

Jakarta (ANTARA) – Riset1 terbaru dari Oxford Economics yang diinisiasi oleh Airbnb menunjukkan bahwa bisnis seputar Airbnb memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian Indonesia pada tahun 2024. Aktivitas Airbnb menyumbang lebih dari Rp35 triliun ke perekonomian Indonesia, sekitar 3,1% dari PDB pariwisata negara. Aktivitas ekonomi dari Airbnb juga membantu mendukung lebih dari 200.000 lapangan kerja sekaligus menyumbang Rp7,8 triliun dalam bentuk upah.

Kontribusi ekonomi ini juga didorong oleh beragamnya latar belakang tamu Airbnb yang memilih Indonesia sebagai tujuan mereka. Sepanjang 2024, 65% tamu Airbnb di Indonesia adalah tamu internasional, dengan Australia, Prancis, dan Amerika Serikat sebagai negara asal tamu terbesar. Sisanya, 35%, adalah tamu domestik.

Pada 2024, pengeluaran tamu Airbnb di Indonesia mencapai Rp30 triliun, yang mencakup pengeluaran akomodasi dan non-akomodasi. Para tamu menginap rata-rata tiga malam di Indonesia dan membelanjakan Rp2 juta per hari untuk kebutuhan non-akomodasi — seperti makan, belanja, dan transportasi. Dari setiap Rp100.000 yang dibelanjakan di sebuah destinasi, Rp35.000 untuk restoran; Rp10.000 untuk kebutuhan sehari-hari; Rp23.000 untuk belanja, Rp13.000 untuk seni dan hiburan; dan Rp19.000 untuk transportasi.

Airbnb


Pendapatan yang diperoleh tuan rumah (host) juga berperan dalam mendorong perekonomian lokal. Pendapatan tersebut digunakan untuk pemeliharaan properti, layanan domestik, dan konsumsi pribadi. Pengeluaran ini secara langsung menopang bisnis dan perdagangan lokal. Bagi banyak tuan rumah, platform ini telah menjadi cara untuk mendukung keluarga dan komunitas mereka. Salah satu contohnya adalah Dede, seorang tuan rumah Airbnb dari Bangli, Bali Timur, yang menggunakan bahan daur ulang untuk membangun akomodasi tamu yang terinspirasi oleh tradisi lokal. Melalui perjalanan menjadi tuan rumah, ia telah menciptakan lapangan kerja, mendukung usaha kecil di sekitarnya, dan membantu mempromosikan kelestarian lingkungan.

“Ketika pandemi melumpuhkan pariwisata, saya kembali ke desa saya di Bangli, Bali Timur, yang ternyata memberikan saya kesempatan untuk memulai sesuatu yang bermakna. Saya membangun penginapan dengan menggunakan bahan daur ulang yang berakar pada tradisi dan kehidupan masyarakat lokal. Menjadi tuan rumah tidak hanya membuka lapangan pekerjaan lokal dan mendukung usaha kecil, tetapi juga menghidupkan kembali perhatian terhadap lingkungan, terutama di sekitar air terjun kami yang spektakuler. Bagi saya, ini lebih dari sekadar pemulihan, ini tentang menghidupkan kembali budaya dan menciptakan masa depan yang berkelanjutan yang tetap mementingkan identitas dan komunitas kami,” kata Dede, tuan rumah Airbnb dari Bangli, Bali Timur.

Jejak ekonomi Airbnb di Indonesia pada tahun 2024 sangat signifikan, menyumbang 3,1% dari PDB perjalanan dan pariwisata dan mendukung 1,6% dari lapangan kerja di sektor tersebut, atau setara dengan satu dari setiap 63 pekerjaan terkait pariwisata. Selain sektor pariwisata, aktivitas Airbnb juga menyuntikkan nilai signifikan ke dalam ekonomi yang lebih luas. Kontribusi tersebut mencakup Rp6,9 triliun pada transportasi dan logistik, Rp5,8 triliun masing-masing pada real estat dan manufaktur, Rp3,8 triliun pada perdagangan grosir dan eceran, dan Rp3,8 triliun pada pertanian.

Dampak pariwisata yang didukung Airbnb juga meluas ke penciptaan lapangan kerja, dengan sekitar 52.500 pekerjaan di sektor layanan makanan dan minuman, 35.500 di perdagangan grosir dan eceran, 32.500 di transportasi dan logistik, 29.700 di pertanian, dan 23.300 di manufaktur. Jika diterjemahkan menjadi manfaat upah yang nyata, aktivitas Airbnb menyumbang sekitar Rp1,959 miliar dalam transportasi dan logistik, Rp1,322 miliar dalam manufaktur, Rp896 miliar dalam perdagangan grosir dan eceran, dan Rp868 miliar dalam layanan makanan dan minuman, memperlihatkan peningkatan ekonomi yang luas dan berarti di seluruh komunitas.

Pariwisata di Indonesia semakin menyebar ke luar kota-kota besar. Pada tahun 2024, lebih dari 25% pengeluaran akomodasi oleh tamu Airbnb terjadi di destinasi non-urban, naik signifikan dari 19% pada tahun 2019[2]. Ini menunjukkan adanya peningkatan permintaan untuk perjalanan ke daerah non-urban.

Pada 2024, Airbnb secara signifikan mendorong ekonomi lokal di seluruh provinsi dan wilayah Indonesia. Di Bali, aktivitas Airbnb menyumbang Rp17,5 triliun ke PDB, mendukung 112.900 lapangan kerja, dan menghasilkan Rp3,8 triliun dalam bentuk upah. Sementara itu, wilayah lain di Indonesia menunjukkan dampak ekonomi yang tidak kalah besar, dengan kontribusi Rp17,8 triliun terhadap PDB, 91.200 lapangan kerja, dan Rp4 triliun dalam upah. Meskipun wilayah lain di Indonesia hanya menyerap 30% dari total pengeluaran terkait Airbnb, kontribusinya secara nasional mencapai 51% dari keseluruhan dampak PDB Airbnb. Ini menunjukkan luasnya distribusi jejak ekonomi Airbnb di seluruh Indonesia.

Sektor pariwisata Indonesia terus menunjukkan kemampuan beradaptasi dan kekuatan yang luar biasa berkat beragamnya wisatawan yang datang. Wisatawan domestik berperan penting dalam pemulihan pascapandemi, dengan persentase mereka dari total tamu Airbnb melampaui tahun 2019. Bersamaan dengan itu, wisatawan internasional terbanyak berasal dari Asia Pasifik dan Eropa, yang semakin memperkuat daya tarik global Indonesia sebagai destinasi liburan yang menarik.

“Airbnb mendorong revolusi pariwisata Indonesia, dengan memperluas akses ke peluang pariwisata secara lebih luas. Dengan menyediakan penginapan unik di lokasi-lokasi yang jarang dikunjungi, platform ini menginspirasi wisatawan untuk berjelajah ke luar destinasi wisata populer. Dengan cara ini, Airbnb telah membantu menyalurkan pengeluaran pariwisata ke komunitas lokal, mendukung usaha kecil, menopang mata pencaharian, dan mendorong nilai ekonomi di berbagai industri,” kata James Lambert, Direktur Konsultasi Ekonomi Asia untuk Oxford Economics.

“Kami sangat senang melihat pemulihan pariwisata Indonesia mendapatkan momentum nyata, dengan Airbnb mendatangkan tamu dari berbagai negara di seluruh dunia. Sebagian besar penginapan Airbnb yang berlokasi di luar kota-kota besar membantu menyebarkan manfaat ekonomi ke komunitas yang lebih kecil di Indonesia. Sungguh luar biasa melihat bagaimana Airbnb mendukung pertumbuhan bisnis lokal, menciptakan lapangan kerja, dan menyebarkan manfaat ekonomi secara merata di Indonesia,” kata Amanpreet Bajaj, Country Head Airbnb, Asia Tenggara dan India.

Dengan menghubungkan wisatawan dengan penginapan lokal, Airbnb tidak hanya memperkaya pengalaman perjalanan tetapi juga menciptakan peluang ekonomi yang nyata bagi masyarakat Indonesia di berbagai sektor.


[1] Oxford Economics: 'Dampak Ekonomi Airbnb di Indonesia’' (Mei 2025). Laporan ini menyajikan hasil untuk periode kalender dua belas bulan di tahun 2024. Nilai tukar yang berlaku pada saat studi diterapkan, menggunakan data dari Oxford Economics.

[2] Berdasarkan perbandingan pangsa pengeluaran akomodasi non-urban (% dari nilai pemesanan bruto) oleh tamu Airbnb di Indonesia antara tahun 2019-2024. Sumber: Oxford Economics: 'Dampak Ekonomi Airbnb di Indonesia' (Mei 2025).



Pewarta : PR Wire
Editor: PR Wire

COPYRIGHT © ANTARA 2025