Alokasi elpiji subsidi di Aceh Barat capai 5.989 tabung/bulan
- 2 jam lalu
Petani melakukan proses penyulingan minyak atsiri dari tanaman nilam (Pogostemon cablin) di daerah pedalaman Desa Geunteut, Kecamatan Lhoong, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, Sabtu (10/9/2022). Kelompok tani di daerah itu menyatakan produksi minyak atsiri dari tanaman nilam yang sudah memiliki pasar ekspor itu tergantung pada hasil panen dan rata rata dalam satu ton daun kering nilam menghasilkan sekitar 25 hingga 30 kilogram minyak atsiri dengan harga penjualan masih rendah Rp 500 ribu per kilogram. ANTARA FOTO/Ampelsa.
Petani menjemur daun dan batang tanaman nilam (Pogostemon cablin) yang sudah dipotong dalam ukuran tertentu di daerah pedalaman Desa Geunteut, Kecamatan Lhoong, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, Sabtu (10/9/2022). Kelompok tani mandiri di daerah itu menyatakan tanaman nilam yang baru dikembangkan seluas 30 hektare dari potensi lahan yang tersedia sekitar 150 hektare, sedangkan produksi kisaran empat ton nilam kering per hektare dan jika disuling dalam jumlah satu ton nilam kering menghasilkan sekitar 25 hingga 30 kilogram minyak atsiri (aetheric oil) dengan harga pasar masih rendah Rp 500 ribu per kilogram. ANTARA FOTO/Ampelsa.
Sejumlah petanibersama siswa pertanian yang mengikuti praktek lapangan memanen nilam (Pogostemon cablin) di daerah pedalaman Desa Geunteut, Kecamatan Lhoong, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, Sabtu (10/9/2022). Kelompok tani mandiri di daerah itu menyatakan tanaman nilam yang baru dikembangkan seluas 30 hektare dari potensi lahan yang tersedia sekitar 150 hektare, sedangkan produksi kisaran empat ton nilam kering per hektare dan jika disuling dalam jumlah satu ton nilam kering menghasilkan sekitar 25 hingga 30 kilogram minyak atsiri (aetheric oil) dengan harga pasar masih rendah Rp 500 ribu per kilogram. ANTARA FOTO/Ampelsa.
Petani memotong daun dan batang tanaman nilam (Pogostemon cablin) saat panen di daerah pedalaman Desa Geunteut, Kecamatan Lhoong, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, Sabtu (10/9/2022). Kelompok tani mandiri di daerah itu menyatakan tanaman nilam yang baru dikembangkan seluas 30 hektare dari potensi lahan yang tersedia sekitar 150 hektare, sedangkan produksi kisaran empat ton nilam kering per hektare dan jika disuling dalam jumlah satu ton nilam kering menghasilkan sekitar 25 hingga 30 kilogram minyak atsiri (aetheric oil) dengan harga pasar masih rendah Rp 500 ribu per kilogram. ANTARA FOTO/Ampelsa.
Sejumlah petanibersama siswa pertanian yang mengikuti praktek lapangan memanen nilam (Pogostemon cablin) di daerah pedalaman Desa Geunteut, Kecamatan Lhoong, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, Sabtu (10/9/2022). Kelompok tani mandiri di daerah itu menyatakan tanaman nilam yang baru dikembangkan seluas 30 hektare dari potensi lahan yang tersedia sekitar 150 hektare, sedangkan produksi kisaran empat ton nilam kering per hektare dan jika disuling dalam jumlah satu ton nilam kering menghasilkan sekitar 25 hingga 30 kilogram minyak atsiri (aetheric oil) dengan harga pasar masih rendah Rp 500 ribu per kilogram. ANTARA FOTO/Ampelsa.
Sejumlah petanibersama siswa pertanian yang mengikuti praktek lapangan memanen nilam (Pogostemon cablin) di daerah pedalaman Desa Geunteut, Kecamatan Lhoong, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, Sabtu (10/9/2022). Kelompok tani mandiri di daerah itu menyatakan tanaman nilam yang baru dikembangkan seluas 30 hektare dari potensi lahan yang tersedia sekitar 150 hektare, sedangkan produksi kisaran empat ton nilam kering per hektare dan jika disuling dalam jumlah satu ton nilam kering menghasilkan sekitar 25 hingga 30 kilogram minyak atsiri (aetheric oil) dengan harga pasar masih rendah Rp 500 ribu per kilogram. ANTARA FOTO/Ampelsa.
Sejumlah petanibersama siswa pertanian yang mengikuti praktek lapangan memanen nilam (Pogostemon cablin) di daerah pedalaman Desa Geunteut, Kecamatan Lhoong, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, Sabtu (10/9/2022). Kelompok tani mandiri di daerah itu menyatakan tanaman nilam yang baru dikembangkan seluas 30 hektare dari potensi lahan yang tersedia sekitar 150 hektare, sedangkan produksi kisaran empat ton nilam kering per hektare dan jika disuling dalam jumlah satu ton nilam kering menghasilkan sekitar 25 hingga 30 kilogram minyak atsiri (aetheric oil) dengan harga pasar masih rendah Rp 500 ribu per kilogram. ANTARA FOTO/Ampelsa.
Sejumlah petanibersama siswa pertanian yang mengikuti praktek lapangan memanen nilam (Pogostemon cablin) di daerah pedalaman Desa Geunteut, Kecamatan Lhoong, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, Sabtu (10/9/2022). Kelompok tani mandiri di daerah itu menyatakan tanaman nilam yang baru dikembangkan seluas 30 hektare dari potensi lahan yang tersedia sekitar 150 hektare, sedangkan produksi kisaran empat ton nilam kering per hektare dan jika disuling dalam jumlah satu ton nilam kering menghasilkan sekitar 25 hingga 30 kilogram minyak atsiri (aetheric oil) dengan harga pasar masih rendah Rp 500 ribu per kilogram. ANTARA FOTO/Ampelsa.