Banda Aceh (ANTARA) - Pemerintah Aceh melalui BUMD PT Pembangunan Aceh (PEMA) menandatangani nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) bidang pertanian dengan perusahaan asal China, Zhongke Holding Green Technology Co Ltd dalam hal ini kerjasama sektor peternakan.
“Kami memohon doa dan dukungan dari semua pihak, agar langkah ini menjadi awal dari kebangkitan ekonomi Aceh," kata Direktur PT PEMA Mawardi Nur dalam keterangannya yang diterima di Banda Aceh, Selasa.
Penandatanganan nota kesepahaman tersebut berlangsung dalam ajang ASEAN - China Cooperation and Development Conference on Food and Agriculture, The 4th "Belt and Road" International Agricultural Cooperation Expo, di Zhengzhou, China, Senin (13/10).
Kegiatan ini dihadiri oleh seluruh negara ASEAN, yakni Vietnam, Thailand, Brunei Darussalam, Malaysia, Singapura, Kamboja, Myanmar, Filipina, Laos dan Indonesia.
Indonesia, dalam hal ini diwakili oleh Aceh yang dipimpin langsung Gubernur Aceh Muzakir Manaf yang disapa Mualem bersama Direktur Utama PT PEMA, Mawardi Nur.
Adapun salah satu kesepakatan kerjasama yang ditandatangani tersebut yakni pada sektor peternakan ayam. Dalam mendukung program ini, PEMA telah menyiapkan lokasi sekitar 300 hektare di wilayah Kabupaten Aceh Besar.
Baca: PEMA targetkan 100 ribu hektare untuk kawasan pengembangan karbon
Mawardi Nur mengatakan, melalui kerja sama ini, diharapkan sektor pertanian Aceh dapat berkembang lebih maju, berdaya saing, dan mampu menarik investasi yang lebih luas, baik di tingkat nasional maupun internasional.
Dalam kesempatan ini, ia memohon doa dan dukungan dari seluruh masyarakat Aceh agar PEMA dapat terus berkembang dalam memberikan inovasi dalam pembangunan ekonomi daerah.
"Kami juga terus berupaya bekerja secara profesional dalam memastikan semuanya berjalan lancar sesuai apa yang kita harapkan,” ujar Mawardi Nur.
Gubernur Aceh Muzakir Manaf menyatakan Aceh terbuka terhadap investor asing, apalagi daerah ini memiliki potensi sumber daya alam yang besar, serta ramah terhadap negara lain.
Konferensi ini, lanjut Mualem , bukan hanya tempat berdiskusi, tetapi sebuah langkah nyata untuk bertindak menuju kemitraan konkret. Untuk itu, dirinya mengajak semua stakeholder ikut terlibat membangun Aceh bersama-sama.
"Kemitraan ini menjadi langkah strategis menuju pasar ASEAN yang lebih luas bagi mitra dari Tiongkok serta negara lainnya yang saling menguntungkan," demikian Mualem.
Baca: PEMA serahkan dividen Rp26,7 miliar ke Pemerintah Aceh
Pewarta: Rahmat FajriEditor : M.Haris Setiady Agus
COPYRIGHT © ANTARA 2025