Aceh Barat (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Aceh Barat meminta manajemen PT Magellanic Garuda Kencana selaku perusahaan tambang emas yang beroperasi di Kecamatan Sungai Mas, agar berhenti beroperasi sementara.

Alasannya, demi mencegah terjadinya aksi protes lanjutan dari masyarakat dan klaim pekerja asing terluka yang masih diragukan kebenarannya.

“Demi keselamatan, keamanan investor dan pihak asing, karena sedang ada dinamika yang terjadi saat ini, tolong hentikan dulu sebentar (aktivitas),” kata Bupati Aceh Barat Tarmizi kepada ANTARA di Meulaboh, Jumat.

Penegasan ini ia sampaikan terkait adanya aksi protes yang dilakukan oleh masyarakat di Desa Gleng, Kecamatan Sungai Mas, Kabupaten Aceh Barat yang melakukan aksi pelemparan batu ke sebuah kapal pengeruk emas yang terjadi pada Sabtu (4/10) pekan lalu.


Baca juga: WN Vietnam terluka akibat pelemparan batu ke kapal keruk emas di Aceh Barat
 

Tarmizi meminta pihak perusahaan agar dapat menahan diri dan tidak beraktivitas sementara waktu, sehingga situasi dan kondisi di lapangan pulih dan kondusif.

“Tolong berhenti dulu kerja. Nanti kalau ada apa-apa dengan pekerja asing, (bisa) heboh nanti di nasional hingga internasional,” kata Tarmizi.

Ia tidak mau nantinya Aceh Barat atau Indonesia dianggap  tidak aman berinvestasi, terkait dengan situasi yang saat ini terjadi di Kabupaten Aceh Barat.

“Tolong, tolong pahami situasi seperti ini, ini kan bukan keadaan yang kita kehendaki,” katanya.

Bupati Tarmizi meminta kepada manajemen PT Magellanic Garuda Kencana agar dapat memahami dan harus peka dengan situasi seperti ini, agar dapat hentikan aktivitas pekerjaan sampai situasi kondusif.

Tarmizi mengatakan berdasarkan informasi yang dia peroleh, aksi protes yang dilakukan oleh masyarakat di Kecamatan Sungai Mas, Aceh Barat yang terjadi pada Sabtu (4/10) pekan lalu yang melempar salah satu kapal pengeruk emas, karena masyarakat kecewa dengan pihak perusahaan yang terus melakukan aktivitas tanpa menghiraukan aspirasi masyarakat.

Dia juga mengaku kecewa dengan pihak perusahaan yang mengabaikan protes dari masyarakat, karena sampai saat ini masih beraktivitas pasca aksi protes yang dilakukan oleh masyarakat.

Selain itu, pemerintah daerah juga telah mengimbau kepada pihak perusahaan agar segera melengkapi sejumlah perizinan dan dokumen yang dibutuhkan, sehingga nantinya dapat melaksanakan aktivitas dengan baik.

Baca juga: Imigrasi: 56 WNA bekerja di tambang emas di Aceh Barat berstatus legal


Ragukan WNA terluka

Terhadap adanya pengakuan seorang WNA terluka akibat aksi pelemparan batu oleh warga ke dalam kapal pengeruk emas, Bupati Aceh Barat Tarmizi mengakui hal tersebut diragukan kebenarannya.

“Kalau kita lihat dari video yang beredar luas, enggak ada batu yang masuk ke dalam kapal saat protes terjadi. Jadi, itu diragukan juga kalau misalnya ada yang terluka,” kata Tarmizi.

Meski pun demikian, Pemerintah Kabupaten Aceh Barat meminta kepada masyarakat agar tidak mengambil langkah-langkah atau pun sikap yang melanggar hukum. 

“Masyarakat kami minta jangan anarkis,” pinta Tarmizi.

Dia juga meminta kepada pihak perusahaan agar menghentikan sementara waktu aktivitas, sehingga situasi benar-benar kondusif, dan segera melengkapi perizinan dan legalitas yang dibutuhkan terkait aktivitas yang akan dilakukan nantinya.


Baca juga: Reaksi dari Aceh Barat tolak rencana Mualem tutup tambang emas ilegal



Pewarta: Teuku Dedi Iskandar
Editor : Febrianto Budi Anggoro
COPYRIGHT © ANTARA 2025