Banda Aceh (ANTARA) - Meuseuraya Festival 2025 yang diselenggarakan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Aceh pada 24-28 September 2025 semakin mencerdaskan dan menghibur masyarakat Aceh.
Pada Jumat (26/9/2025), Meuseuraya Festival 2025 yang berlangsung di Balee Meuseuraya Aceh (BMA) Banda Aceh menyuguhkan warna, mulai dari diskusi melalui Aceh Economic Forum, Talkshow UMKM-Bisnis Matching, Pelindungan Konsumen, hingga Lomba Nasyid.
Dimulai dengan Aceh Economic Forum. Kegiatan ini mengangkat tema “Strategi Peningkatan Ekonomi Syariah melalui Pengembangan Hilirisasi Produk UMKM yang Kompetitif dan Menjadi Bagian dari Global Halal Value Chain".
Baca juga: Kolosal ratoh jaroe hingga pagelaran busana Islami semarakkan opening Meuseuraya Festival 2025
Diskusi yang melibatkan banyak UMKM ini dilaksanakan dalam rangka mendorong produk UMKM Aceh masuk ke dalam rantai nilai halal global atau halal value chain.
Kepala KPwBI Aceh, Agus Chusaini menyampaikan, forum ini juga bagian dari upaya BI untuk penguatan hilirisasi UMKM agar bisa mengurangi ketergantungan Aceh terhadap sektor primer, dan memperkuat posisi pada value chain atau rantai nilai hingga masuk pasar global.
"BI mendukung pengembangan ekonomi syariah, hilirisasi UMKM melalui penguatan produk halal, seperti sertifikasi juru sembelih halal, pembentukan zona kuliner halal, serta literasi dan inklusi halal lifestyle," kata Agus Chusaini.
Kegiatan Aceh Economic Forum ini juga menghadirkan Pembina Industri Ahli Madya Kementerian Industri, Indra Akbar Maulana, Founder Capli dan Dirut PT Rayeuk Aceh Utama, Fitriana, Ketua Pengurus Koperasi Kopi Baitul Qiradh (KBQ) Baburrayyan, Riswandi, dan Direktur Atsiri Research Centre Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, Syaifullah Muhammad.
Selanjutnya, Talkshow UMKM-Bisnis Matching. Kegiatan ini dibuka oleh Analisis Pengembangan UMKM Bank Indonesia Aceh, Daffa Amarul.
Talkshow ini menghadirkan pemateri yang ahli di bidangnya, yaitu Manager Suzuya Mall Banda, Wili Eka Prasetya untuk menjelaskan langkah-langkah yang harus diperhatikan oleh pelaku UMKM agar bisa masuk pasar ritel.
Kemudian, Financing Bisnis Deputi BSI Regional Aceh, Ihsan Wahyudi yang memberikan pemahaman kepada UMKM mengenai pembiayaan syariah di BSI, dan tips agar usaha bisa mengakses pembiayaan tersebut.
Baca juga: Meuseuraya gaungkan gaya hidup baru lewat wakaf dan halal lifestyle, ini agenda menarik besok
Daffa mengatakan, kegiatan Talkshow dan Bisnis Matching hari ini merupakan salah satu upaya nyata Bank Indonesia dalam mengembangkan UMKM lewat penyampaian edukasi, dengan tema membangun kemitraan UMKM dengan lta dan pembiayaan syariah untuk ekonomi Aceh yang inklusif.
Diharapkan pelaku usaha disini dapat memperoleh ilmu yang bermanfaat terkait bagaimana produk UMKM masuk pasar ritel, sebagaimana strategi korporatisasi yang dilakukan Bank Indonesia, serta nantinya mampu mengakses pembiayaan.
"Pasar ritel ini penting untuk memperluas saluran penjualan penjualan dan meningkatkan visibilitas produk. Sehingga produk lebih mudah diperoleh dan dikenal luas oleh konsumen," ujar Daffa.
Ia menyampaikan, berdasarkan data Dinas Koperasi dan UKM Aceh, hingga hari ini jumlah pelaku UMKM di Aceh sekitar 400 lebih. UMKM ini memiliki peranan penting dan strategis dalam struktur perekonomian di Indonesia.
Pada 2024, menunjukkan bahwa UMKM menyumbang besar terhadap produk domestik bruto atau PDB sebesar 61,01 persen. Dan menyerap tenaga kerja sebesar 97,1 persen, serta memiliki porsi ekspor 14,4 persen.
Untuk itu, melihat potensi besar akan UMKM di perekonomian, Bank Indonesia berkomitmen terus mendorong UMKM tidak hanya dari sisi tinggal secara kuantitas, tetapi juga berkualitas. Kami lakukan melalui kolaborasi lintas stakeholder.
"Bank Indonesia memiliki kerangka pengembangan UMKM yang berfokus pada empat pilar, yaitu digitalisasi, korporatisasi, peningkatan kapasitas dan peningkatan akses pembiayaan," kata Daffa.
Berikutnya, kegiatan Meuseuraya Festival ini dilanjutkan dengan diskusi tentang Pelindungan Konsumen, dengan tajuk "Pinjol dan Judol: Jerat Manis yang Bikin Hidup Tragis".
Diskusi tersebut diisi oleh Dian Mira Larasati selaku Asisten Manager Madya Pengawasan Perilaku PUJK, Edukasi dan Pelindungan Konsumen OJK Provinsi Aceh.
Dalam kegiatan ini, ia meminta masyarakat dapat melaporkan aktivitas keuangan ilegal, dapat dilaporkan melalui sipasti.ojk.go.id atau kontak 157.
"Sipasti ini merupakan satuan tugas untuk memenangi aktivitas keuangan ilegal, terdiri dari OJK dan Bank Indonesia, dan 13 kementerian, serta lembaga penegak hukum. Kita terus berkolaborasi," kata Dian.
Kemudian, Kasubdit II Fismondev Ditreskrimsus Polda Aceh, AKBP Dr Supriadi. Memaparkan soal bagaimana mewujudkan keuangan aman dan nyaman. Ditegaskan juga terkait penegakan hukum, pemberantasan aktivitas ilegal, serta komitmen melindungi masyarakat (nasabah).
Irfan Bagus Rachmanto, Plt Analis Tim Implementasi Kebijakan Sistem Pembayaran KPwBI Provinsi Aceh. Ia menjelaskan bahwa Bank Indonesia memiliki tugas utama melakukan kebijakan, yaitu moneter, makroprudensial dan sistem pembayaran.
"Kaitannya Bank Indonesia dengan Pinjol maupun Judol adalah di kebijakan sistem pembayaran. Maka, kita mengawasi terhadap sistem pembayaran," kata Irfan.
Untuk diketahui, kebijakan moneter oleh BI adalah menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter. Kemudian, makroprudensial, itu menetapkan dan melaksanakan kebijakan makroprudensial untuk stabilitas keuangan.
Dan terakhir, memiliki tugas terkait kebijakan sistem pembayaran yaitu mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran.
Baca juga: Meuseuraya Festival, media edukasi dan pengembangan kreativitas Aceh
Terakhir, Meuseuraya Festival hari ini juga diisi dengan Lomba Nasyid. Kegiatan ini dibuka oleh Analis Junior KPwBI Aceh, Hafidz Bramandito.
Dalam sambutannya, disampaikan bahwa kegiatan lomba nasyid islami ini bertujuan untuk melestarikan seni budaya Islam di Aceh, serta upaya meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap seni nasyid, dan mencari serta mengembangkan bakat muda seni nasyid.
"Melalui lomba ini kami berharap bisa memberikan wadah bagi grup nasyid di Aceh, menampilkan bakat dan kreativitas mereka, serta mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam kegiatan seni budaya Islami di Aceh," katanya.
Adapun yang tampil pada lomba nasyid sebanyak tujuh grup yang telah melewati proses seleksi. Penilaian berdasarkan tiga kriteria yaitu vokal, harmonisasi, dan ritme. Serta ditambah penghayatannya.
Para peserta telah menunjukkan dedikasinya dan semangat luar biasa dalam mempersiapkan penampilan mereka pada lomba ini.
Untuk lomba ini juga sudah diumumkan langsung pemenangnya. Yaitu: Juara 1 diraih oleh grup Harmoni Voice, juara 2 didapatkan grup S3 Nasyid, juara 3 diraih SAS Akapela. Dan, harapan 1 diberikan kepada grup Alhuda.
Jangan lupa, Meuseuraya Festival hari ini, Sabtu, 27 September 2025 juga menghadirkan lomba yang tidak kalah menarik lainnya, di Gedung BMA Banda Aceh, yakni:
- Demo Masak Taste of Aceh. Pukul 08.30 WIB.
- Workshop/Seminar UMKM-Level Up UMKM with digital branding & marketing. Pukul 10.30 WIB.
- Lomba: Ranking 1 CBP Rupiah. Pukul 16.00 WIB.
- QRIS Hip Hop competition - all style dance battle. Pukul 15.00 WIB.
- Lomba Tarian Daerah. Pukul 20.00 WIB.
Dan pastinya, Expo UMKM juga tetap mewarnai seluruh rangkaian kegiatan Meuseuraya Festival di BMA tersebut. Yok ramaikan.
Baca juga: Meuseuraya Festival BI Aceh 2025 dimulai malam ini, catat agendanya
Pewarta: Rahmat FajriEditor : Febrianto Budi Anggoro
COPYRIGHT © ANTARA 2025