Banda Aceh (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) menekankan kepada masyarakat desa untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi bencana hidrometeorologi baik banjir maupun kebakaran lahan akibat kekeringan.
"Untuk kesiapsiagaan bencana, kita harapkan peran desa lebih didepan, karena desa yang lebih mengetahui kondisi di daerahnya sendiri," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBA Fadmi Ridwan di Banda Aceh, Jumat.
Ia menyampaikan kesiapsiagaan dari masyarakat desa dibutuhkan sebagai penanganan awal, karena ketika bencana terjadi, desa yang melihat dan mengalami lebih dulu, sehingga bisa mencegahnya agar tak meluas.
Dalam kesiapsiagaan ini, desa bisa membentuk relawan bencana, dan berkoordinasi dengan Babinsa maupun Babinkamtibmas serta unsur lainnya untuk bersiaga.
"Kesiapan desa dibutuhkan, misalnya ada yang membakar lahan bisa langsung ditegur. Artinya, bisa lebih dulu mengantisipasi sebelum bencana meluas," ujarnya.
Selain itu, kata dia, terkait kesiapsiagaan bencana ini, BPBA juga telah mengikuti rakor bersama Kemenko PMK. Di mana, pemerintah daerah diminta berkoordinasi dan berkomunikasi dengan BMKG perihal peringatan dini cuaca.
Baca: BPBD imbau warga waspadai bahaya bencana hidrometeorologi di Aceh Besar
Kemudian, data dari BMKG terkait kondisi hidrometeorologi tersebut dapat dianalisa dan disampaikan kepada pengambil keputusan dalam hal ini kepala daerah sebagai dasar dalam penyiapan strategi mitigasi (siaga/siaga darurat/darurat/transisi darurat).
"Jadi kita terus memantau informasi dan berkoordinasi dengan BMKG terkait peringatan dini dan potensi bencana, sehingga kita bisa melakukan mitigasi, atau memutuskan siaga darurat bencana," katanya.
Ia menyampaikan, mulai pertengahan September 2025 sampai Februari 2026 rutin mengunjungi website BMKG untuk memonitor potensi ancaman bencana hidrometeorologi di wilayah Aceh.
Akan tetapi, lanjut Fadmi, berdasarkan hasil pemantauan cuaca, Aceh diprediksi tidak mengalami musim hujan berkepanjangan yang berpotensi terjadinya banjir berat seperti di Aceh Tamiang 2022 lalu. Melainkan lebih kepada kekeringan, atau bencana kebakaran.
"Kalau kita melihat prediksi BMKG, kemungkinan Aceh lebih kepada kekeringan, karena hingga Februari 2026 tidak ada hujan berkepanjangan," ujarnya.
Meski demikian, BPBA juga berharap kepada pemerintah Aceh bersama SKPA dapat menyiapkan atau mengaktifkan rencana kontijensi (Renkon) terhadap bencana hidrometeorologi.
"BPBA akan memantau situasi hari demi hari secara terus menerus, dan jika terdapat potensi ancaman serius, kami akan mengusulkan rapat Forkopimda Aceh guna menetapkan status siaga bencana hidrometeorologi," demikian Fadmi Ridwan.
Baca: BPBD imbau warga Aceh Besar waspada bencana hidrometeorologi
Pewarta: Rahmat FajriEditor : M.Haris Setiady Agus
COPYRIGHT © ANTARA 2025