Banda Aceh (ANTARA) - Pemerintah Aceh memperluas rute Trans Koetaradja di Kota Banda Aceh setelah menerima permintaan masyarakat yang membutuhkan layanan transportasi bus gratis tersebut.
"Perluasan layanan Trans Koetaradja ini merupakan bentuk respon m terhadap masukan sejumlah masyarakat yang kita terima selama ini," kata Kepala Dinas Perhubungan Aceh Teuku Faisal di Terminal Tipe A Banda Aceh, Rabu.
Peluncuran rute baru Trans Koetaradja ini dilaksanakan dalam kegiatan puncak peringatan Hari Perhubungan Nasional (Harhubnas) 2025 di Depo Trans Koetaradja, Terminal Tipe A Banda Aceh.
Adapun penambahan layanan tersebut yakni trayek feeder sembilan (Rute Simpang Mesra - Kajhu), dilayani dua unit bus medium dengan waktu operasional pukul 06.50 WIB hingga pukul 17.30 WIB.
Rute ini dimulai dari Simpang Mesra Kota Banda Aceh, melewati Jalan Laksamana Malahayati dan berakhir di Pasar Labuy Kecamatan Baitussalam Kabupaten Aceh Besar.
T Faisal menyampaikan, tujuan utama layanan angkutan massal Trans Koetaradja ini untuk mengatasi kemacetan serta menyediakan sarana transportasi yang mudah dan nyaman bagi masyarakat Aceh yang berada di ibu kota provinsi.
"Bus Trans Koetaradja sudah beroperasi sejak tahun 2016 dan sampai sekarang masih gratis karena disubsidi oleh Pemerintah Aceh," ujarnya.
Dirinya berharap, masyarakat dapat memanfaatkan layanan bus Trans Koetaradja dalam beraktivitas sehari-hari, baik untuk ke tempat kerja, berbelanja di pasar, mengantar anak ke sekolah, atau kegiatan harian lainnya.
"Tentu ini menjadi kebanggaan bagi kita bahwa ada rute baru yang kita luncurkan tepat pada perayaan Harhubnas, sekaligus menjadi bukti bakti insan transportasi untuk negeri," katanya.
Sebagai informasi, Bus Trans Koetaradja pertama beroperasi sejak 2016 dan terus mengalami penambahan, pada awal hanya sebanyak 25 unit, dan saat ini telah mencapai 59 unit bus.
Untuk jumlah halte permanen di 2016 sebanyak 16 unit, kini berjumlah 94 unit. Tahun 2016 rute yang dilayani hanya satu rute, saat ini sudah menjadi 14 rute. Kemudian, panjang jalan yang dilalui pada 2016 sepanjang 12,6 Km, sekarang mencapai 184,4 km dalam wilayah Banda Aceh dan Aceh Besar.
Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Aceh M Nasir menegaskan pentingnya memperkuat konektivitas antar wilayah di Aceh, baik darat maupun laut yang memerlukan terobosan besar.
Ia mencontohkan, seperti akses jalan ke Muara Situlen Kabupaten Aceh Tenggara yang mestinya dapat ditempuh dalam waktu satu jam dari Kota Subulussalam, tetapi masih harus memutar melalui Sumatera Utara hingga memakan waktu tujuh jam.
“Alhamdulillah, saya dengar sudah ada sinyal positif dari Kementerian PU untuk membuka akses ini (Subulussalam - Aceh Tenggara)," katanya.
Kemudian, akses dari Kota Banda Aceh ke Aceh Singkil membutuhkan waktu 16 jam, begitu juga ke kepulauan Simeulue. Maka, diharapkan momentum ini harus dimanfaatkan untuk membangun konektivitas wilayah.
"Maka, momentum Harhubnas ini harus kita manfaatkan untuk membangun konektivitas yang lebih mudah, murah, dan cepat,” demikian M Nasir.
Baca juga: Pemprov hadirkan aplikasi bus Trans Koetaradja, bisa pantau pergerakan bus
Pewarta: Rahmat FajriEditor : Febrianto Budi Anggoro
COPYRIGHT © ANTARA 2025