Banda Aceh (ANTARA) - Wali Nanggroe Aceh Tgk Malik Mahmud Al Haythar menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) penguatan kerjasama berbagai bidang strategis dengan pemerintah Region Ivanovo, Rusia.
"Aceh terbuka menjadi mitra strategis Ivanovo dan siap belajar dari keunggulan mereka, khususnya di bidang pendidikan, kesehatan, dan industri tekstil,” kata Tgk Malik Mahmud Al Haythar dalam keterangannya yang diterima di Banda Aceh, Senin.
Penandatanganan yang berlangsung di Vladivostok itu dilakukan oleh Tumanova Yulia Evgenievna selaku Direktur Jenderal Badan Penarik Investasi Ivanovo, dan Wali Nanggroe Aceh, turut dihadiri sejumlah pejabat tinggi Region Ivanovo.
Baca juga: Di Rusia Wali Nanggroe paparkan lima potensi investasi Aceh
Adapun penguatan kerja sama ini mulai dari sektor pendidikan, kebudayaan, kesehatan, ekonomi, investasi, inovasi, hingga pengembangan kongres dan pameran internasional.
Wali Nanggroe menegaskan bahwa penandatanganan ini merupakan sebuah langkah awal untuk membangun jembatan kolaborasi nyata antara Aceh dan Ivanovo.
MoU tersebut, kata dia, menekankan pentingnya prinsip kesetaraan, saling menguntungkan, saling menghormati, dan saling percaya.
"Kesepakatan ini juga menegaskan komitmen kedua pihak untuk melaksanakan kerja sama dalam koridor hukum yang berlaku di Federasi Rusia maupun Republik Indonesia," ujarnya.
Kedepannya, lanjut Tgk Malik, setiap inisiatif spesifik akan ditindaklanjuti melalui kontrak atau perjanjian terpisah sesuai kebutuhan, dengan fleksibilitas implementasi yang memungkinkan adaptasi terhadap kondisi kedua belah pihak.
Dengan adanya MoU ini, Tgk Malik berharap akan ada peningkatan dalam pendidikan dan kesehatan, sekaligus nilai tambah bagi komoditas Aceh melalui transfer teknologi dan standar mutu dari Ivanovo.
"Selain itu, kerja sama ini membuka akses pasar yang lebih luas bagi produk-produk Aceh di Rusia,” kata Wali Nanggroe.
Sebagai informasi, Region Ivanovo dikenal sebagai pusat industri tekstil terbesar di Rusia. Terletak sekitar 300 kilometer di timur laut Moskow, Ivanovo sering dijuluki “Kota Pengantin” karena sejarah panjangnya dalam manufaktur pakaian sejak abad ke-19.
Selain industri tekstil, wilayah ini juga memiliki universitas terkemuka, kekayaan budaya, serta sektor pariwisata yang terus berkembang. Potensi tersebut sangat relevan dengan Aceh yang kaya akan sumber daya alam, pertanian, pariwisata, serta produk unggulan seperti kopi Gayo, rempah-rempah, dan industri halal.
Dalam kesempatan ini, Direktur Jenderal Badan Penarik Investasi Ivanovo, Tumanova Yulia Evgenievna menyambut positif penandatanganan ini dan menegaskan siap menindaklanjutinya dengan langkah konkret.
Mereka, melihat Aceh sebagai mitra potensial di kawasan Asia Tenggara, terutama dalam konteks perdagangan dan investasi.
“Kami menyambut baik kerja sama ini dan berharap segera diwujudkan dalam bentuk program-program nyata yang saling menguntungkan,” demikian Tumanova Yulia Evgenievna.
Baca juga: Wali Kota Tenggara Singapura tawarkan teknologi pengolahan limbah untuk Aceh
Pewarta: Rahmat FajriEditor : Febrianto Budi Anggoro
COPYRIGHT © ANTARA 2025