Simeulue (ANTARA) - Sebanyak lima ekor kerbau milik masyarakat di Desa Labua,, Kecamatan Teupah Tengah, Kabupaten Simeulue, Aceh, mati mendadak sejak sepekan terakhir ini.
Kepala Dinas Perkebunan Peternakan dan Kesehatan Hewan Simeulue, Hasrat Abubakar di Simeulue, Kamis, mengatakan pihaknya langsung menurunkan tim ke lokasi setelah menerima laporan masyarakat adanya kerbau mati mendadak.
Ia menyebutkan lima ekor kerbau tersebut diperkirakan mati sudah lebih dari tiga hari. Bangkai hewan tersebut sebagian membusuk dan mengeluarkan aroma tak sedap.
"Kematian kerbau ini kemungkinan karena terkena penyakit ngorok atau septicaemia epizootica. Namun, penyebab kematian mendadak kerbau tersebut masih dalam pemeriksaan lebih lanjut," kata Hasrat Abubakar.
Baca: Begini cara Pemkab Nagan Raya cegah penyakit ngorok pada ternak kerbau dan sapi
Menurut dia, penyakit ngorok ini serius dan fatal yang disebabkan oleh bakteri pasteurella multocida. Penyakit ini menyerang hewan ternak ditandai gejala pernapasan ngorok akibat lendir pada saluran napas, demam tinggi, dan pendarahan
Hasrat Abubakar mengatakan pihaknya juga melakukan upaya pencegahan menularnya penyakit ngorok tersebut dengan penyuntikan antibakteri terhadap ternak di wilayah tersebut
"Sebagai langkah pencegahan, seluruh hewan ternak dikumpulkan dan disuntikan vaksin. Sebab, penyakit ngorok ini merupakan penyakit menular hewan ternak," katanya.
Hasrat Abubakar juga mengimbau bangkai kerbau yang telah mati segera dikubur agar tidak mengganggu di sekitar pemukiman warga serta mencegah penularan penyakit.
"Kami terus memantau wilayah ternak mati mendadak, termasuk upaya pencegahan agar penyakit tersebut tidak menular ke wilayah lainnya," kata Hasrat Abubakar.
Baca: Pemprov Aceh usulkan kerbau Simeulue dan kerbau Gayo dapat SNI
Pewarta: Ade IrwansahEditor : M.Haris Setiady Agus
COPYRIGHT © ANTARA 2025