Banda Aceh (ANTARA) - Polisi membubarkan paksa demonstran yang bertahan di depan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) di Kota Banda Aceh pada Senin ba'da shalat Maghrib. Sempat terjadi kericuhan karena massa sempat melakukan pelemparan air mineral ke aparat.
Kapolresta Banda Aceh Kombes Pol Joko Heri Purwono, di Banda Aceh, Senin, menyampaikan pembubaran paksa ini dilakukan karena massa ingin menginap di kantor DPRA. Setelah disarankan pulang, mereka tetap ingin bertahan di jalan.
"Kami sarankan pulang, tetapi mereka memaksa bertahan di tengah jalan, dan menghalangi jalan, maka kami bubarkan paksa," kata Kombes Pol Joko Heri Purwono.
Baca juga: Pimpinan DPRA setujui tuntutan massa pengunjuk rasa
Awalnya Demo Tertib
Sebelumnya, aksi yang mengatasnamakan Aliansi Rakyat Aceh ini awalnya berujung damai dan tertib. Hingga sebagian massa membubarkan diri sekitar pukul 18.15 WIB setelah ditemui Ketua DPR Aceh Zulfadhli, Kapolda Aceh Brigjen Pol Marzuki Ali Basyah.
Kemudian, Ketua DPR Aceh, Zulfadhli juga ikut menandatangani tuntutan atau petisi yang diajukan para pengunjuk rasa yakni terkait reformasi DPR dan Polri, menolak pembangunan lima batalion TNI di Aceh, dan mengusut tuntas pelanggaran hak asasi manusia (HAM).
Sebelum pembubaran paksa, juga terdengar adanya letusan tepat setelah shalat magrib berupa petasan. Kemudian, juga terjadi aksi pelemparan batu hingga botol air mineral.

Baca juga: Massa aksi mulai padati depan DPRA di Banda Aceh
Tidak Ada Penahanan
Saat pembubaran paksa, kata Kapolresta, polisi membawa tiga pendemo, tetapi mereka tidak ditangkap, melainkan diobati karena mengalami luka-luka akibat terjatuh saat dibubarkan.
"Dipulangkan kembali, kita tidak ada maksud untuk menahan. Kita amankan karena jatuh, dan kita obati," ujarnya.
Dirinya menegaskan, sejauh ini kondisi mulai kondusif, dan massa telah membubarkan diri. Meskipun demikian, petugas tetap melakukan pemantauan.
"Saat ini sudah kondusif dan kita pantau terus," kata Kombes Pol Joko Heri Purwono.
Baca juga: Danrem Lilawangsa ingatkan prajurit tak terprovokasi dan santun saat amankan demo
Pewarta: Rahmat FajriEditor : Febrianto Budi Anggoro
COPYRIGHT © ANTARA 2025