Banda Aceh (ANTARA) - Puluhan perempuan paralegal yang aktif di bidang lingkungan hidup bertemu dan konsolidasi dalam rangka memperkuat sinergi dan advokasi Kawasan Ekosistem Leuser (KEL) di Provinsi Aceh.

Temu dan konsolidasi difasilitasi Yayasan Hutan Alam dan Lingkungan (HAkA) dan diikuti 51 perempuan paralegal berlangsung di Banda Aceh, Selasa

Manajer Pemberdayaan Masyarakat Yayasan HAkA Rubama mengatakan pertemuan dan konsolidasi tersebut menjadi ruang refleksi dan berbagai pengalaman bagi perempuan paralegal lingkungan hidup di KEL, Provinsi Aceh.


Baca juga: BBTNGL: Lima desa di TNGL berada dalam zona khusus
 

"Advokasi terhadap KEL ini sebagai upaya mempertahankan kelestarian lingkungan hidup guna memperoleh dan terjaminnya hak atas lingkungan hidup yang baik, sehat, serta berkelanjutan," katanya.

Dalam kegiatan diikuti paralegal perempuan dari 13 kabupaten kota di wilayah KEL, kata dia, mereka saling berbagi bagaimana mengadvokasi keberlanjutan lingkungan hidup.

Kegiatan ini juga menyusun langkah strategis memperkuat perjuangan dalam memperjuangkan keberlanjutan lingkungan hidup di Kawasan Ekosistem Leuser, kata Rubama.

"Konsolidasi ini menjadi langkah bersama 51 perempuan paralegal lingkungan dalam memperkuat gerakan di akar rumput. Serta saling menguatkan langkah nyata, mendorong perbaikan tata kelola sumber daya alam yang berkeadilan ekologi," kata Rubama.

Yayasan HAka bersama organisasi masyarakat sipil di Aceh sudah memberi penguatan dan pengalaman bagi 158 perempuan di tingkat akar rumput pada 13 kabupaten kota di Provinsi Aceh sejak 2017.

Penguatan, kata dia, dilakukan melalui pelatihan dasar dan advokasi lingkungan hidup. Kegiatan tersebut diharapkan memperkaya pengetahuan kalangan perempuan terhadap hukum lingkungan hidup serta isu-isu lainnya.

"Penguatan kapasitas hukum perempuan ini untuk melahirkan paralegal yang aktif serta berpengetahuan khusus dalam menjadi inisiator yang membela hak-hak lingkungan hidup dari ancaman kelestarian,"kata Rubama.


Baca juga: Tiga siamang dilepasliarkan di Taman Nasional Gunung Leuser



Pewarta: M.Haris Setiady Agus
Editor : Febrianto Budi Anggoro
COPYRIGHT © ANTARA 2025