Aceh Timur (ANTARA) - Polres Aceh Timur melalui Kepolisian Sektor Serbajadi menyatakan dugaan sementara penyebab kematian gajah sumatra (elephas maximus sumatranus) di ladang warga Gampong Alur Pinang, Kecamatan Peunaron, Kabupaten Aceh Timur, karena meminum racun rumput.

"Dugaan sementara, kematian gajah yang bangkainya ditemukan di ladang warga akibat meminum racun rumput," kata Kapolsek Serbajadi AKP Sudirman di Aceh Timur, Rabu.

Perwira pertama Polres Aceh Timur mengatakan dari hasil olah tempat kejadian perkara ditemukan sebuah gubuk yang dirusak, diduga diobrak-abrik satwa liar tersebut.

"Di gubuk tersebut, ditemukan jeriken berisi racun rumput dengan kondisinya terbuka. Racun rumput di jeriken itu diduga diminum gajah tersebut," kata Sudirman

Selain itu, kata Kapolsek, dari penelusuran tim di lokasi tidak ditemukan benda tajam atau alat yang diduga bisa menjadi penyebab kematian gajah liar tersebut.

"Gadingnya juga masih utuh, sehingga dugaan awal penyebab kematian bukan karena perburuan, tetapi cairan yang diduga petani atau pekebun meracun rumput," kata Sudirman.

Sebelumnya, Kapolsek mengatakan pihaknya menerima informasi penemuan bangkai gajah di ladang warga di Gampong Alur Pinang, Kecamatan Peunaron, Kabupaten Aceh Timur.

Baca: Gajah sumatra ditemukan mati di Aceh Timur

"Dari informasi tersebut, kami bersama anggota Koramil, kepala dusun setempat, dan anggota Forum Konservasi Leuser langsung ke lokasi. Di lokasi, kami memasang pita garis polisi untuk pengamanan," kata Sudirman.

Satu individu gajah sumatra berkelamin jantan diperkirakan berusia 18 tahun ditemukan mati di Desa Arul Pinang, Kecamatan Peunaron, Kabupaten Aceh Timur, pada Selasa (26/8) sore.

Penjabat Keuchik (kepala desa) Arul Pinang Samsi Alauddin mengatakan berdasarkan titik koordinat, lokasi ditemukan gajah mati berada dalam kawasan area pengguna lain (APL).

"Kami menerima informasi dari aktivis lingkungan dan perangkat desa yang menetap di Dusun Alur Kijing ada penemuan gajah mati pada Selasa (26/8) sore. Kemudian, informasi temuan bangkai gajah tersebut kami terus ke muspika," katanya.

Samsi Alauddin mengatakan bangkai gajah jantan itu awalnya ditemukan tim patroli gajah dari Forum Konservasi Leuser (FKL). Kemudian dilaporkan kepada dirinya selaku penjabat kepala desa.

Samsi Alauddin memperkirakan gajah tersebut mati sehari sebelum ditemukan karena bangkai satwa dilindungi itu sudah mengeluarkan bau tidak sedap.

"Tidak jauh dari lokasi bangkai gajah tersebut ditemukan dua pondok milik warga yang roboh diduga diobrak-abrik satwa liar tersebut," kata Samsi Alauddin.

Baca: BKSDA: Populasi gajah sumatra di Aceh berkisar 500-600 individu



Pewarta: Hayaturrahmah
Editor : M.Haris Setiady Agus
COPYRIGHT © ANTARA 2025