Aceh Timur (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Timur membentuk tim independen untuk memastikan kebenaran pencemaran udara akibat bau gas hingga berujung warga menghindar ke Kantor Camat Banda Alam.
Wakil Bupati Aceh Timur T Zainal Abidin di Aceh Timur, Selasa, mengatakan, sebagai pimpinan daerah dirinya memiliki tanggung jawab besar terhadap rakyatnya.
"Mendapatkan informasi ada masyarakat yang terdampak dugaan bau gas, kami langsung turun meninjau. Seiring juga mendengar keluhan warga tentang tuntutan mereka, tetapi kebenaran informasi tersebut harus dicek kembali," kata T Zainal.
Terkait adanya dugaan pencemaran udara akibat gas beracun hingga warga terpaksa ke kantor camat, menurut T Zainal, Pemkab Aceh Timur langsung menghubungi pihak PT Medco untuk berkoordinasi sekaligus audiensi terhadap masalah tersebut.
Audiensi tersebut melibatkan Pemkab Aceh Timur dan jajaran Polres Aceh Timur, ikut serta Keuchiek Panton Rayeuk T Mahmud di Kantor PT Medco E&P Malaka di Desa Blang Nisam, Kecamatan Indra Makmur. Dan hasil audiensi pembentukan tim independen.
Saat mediasi tersebut, perwakilan PT Medco mengatakan kegiatan shutdown dilakukan secara berkala setiap dua tahun sekali dan sampai saat ini situasi operasional masih dalam zona aman.
Di samping itu tidak ditemukan indikasi bau yang membahayakan masyarakat. Selanjutnya kompensasi hanya akan diberikan jika kondisi darurat yang mewajibkan warga untuk mengungsi.
Baca: Puluhan warga di Aceh Timur keluhkan bau diduga gas
Suhendra (30), warga setempat, membantah pihaknya meminta adanya kompensasi terhadap perusahaan tersebut.
"Kami tidak berharap kompensasi yang hanya dikasi Rp1 juta per kepala keluarga. Penghasilan kami di desa sehari bisa mencapai Rp500 ribu dari hasil kebun," kata Suhendra.
Masyarakat, kata dia, cuma berharap tidak ada lagi pencemaran udara dan bau tak sedap ini. Dan perusahaan bisa menjamin keselamatan kesehatan masyarakat.
"Sudah berminggu-minggu sejak pencucian sumur itu, kami terganggu dengan bau gas, hingga akhirnya kami terpaksa mengungsi ke kantor camat," kata Suhendra.
Dia juga berharap pihak terkait lebih peduli pada kesehatan mereka selama di pengungsian dengan mendirikan tenda, karena sayang anak-anak dan ibu hamil yang harus tidur di lantai.
"Bahkan selama di sini untuk makan dan air bersih saja kami harus beli sendiri. Maka dari itu, kami meminta pihak terkait untuk peduli dengan kami terutama anak-anak dan ibu hamil," kata Suhendra.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten (DLHK) Aceh Timur Muslidar, menyatakan tidak ditemukan indikasi bau busuk yang berasal dari aktivitas shutdown PT Medco E&P Malaka.
"Hal itu setelah dilakukan pengecekan dan pemantauan dimulai pukul 08.30 WIB sampai pukul 16.00 WIB yang menunjukkan hasil tidak ditemukan bau gas seperti yang dikeluhkan oleh warga," kata Muslidar.
Baca: Bupati Aceh Timur datangi sumur gas Medco
Pewarta: HayaturrahmahEditor : M.Haris Setiady Agus
COPYRIGHT © ANTARA 2025