Banda Aceh (ANTARA) - Pertumbuhan ekonomi di Provinsi Aceh pada triwulan II tahun 2025 tumbuh 4,82 persen dibanding triwulan yang sama tahun 2024 kata pejabat terkait.
"Sektor pertanian menjadi penyumbang terbesar terhadap pertumbuhan positif untuk year on year 2025," kata Plt Kepala Badan Pusat Staristik (BPS) Provinsi Aceh Tasdik Ilhamudin di Banda Aceh, Selasa.
Ia menjelaskan pertumbuhan triwulan dua tersebut diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) mencapai Rp63,84 triliun atas dasar harga berlaku (ADHB) dan Rp39,54 triliun atas dasar harga konstan (ADHK).
Ia mengatakan jika dibandingkan dengan triwulan-I 2025, pertumbuhan ekonomi Aceh triwulan kedua tumbuh 3,02 persen.
Baca juga: Sekda: Perempuan jadi tulang punggung perekonomian Aceh
Ia menyebutkan sektor pertanian menjadi penyumbang terbesar terhadap pertumbuhan ekonomi Aceh triwulan kedua dengan andil 31,52 persen terhadap total PDRB.
Kemudian disusul sektor perdagangan 15,11 persen dan administrasi pemerintahan 9,18 persen.
Selanjutnya dari sisi pertumbuhan (y-on-y), terjadi pertumbuhan pada seluruh lapangan usaha, kecuali Jasa Perusahaan yang terkontraksi sebesar 2,24 persen; Konstruksi sebesar 0,28 persen; serta Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib sebesar 0,22 persen.
Ia menambahkan jika dilihat dari sisi pengeluaran, struktur PDRB Aceh menurut pengeluaran atas dasar harga berlaku pada triwulan II-2025 menunjukkan bahwa perekonomian Aceh didominasi oleh komponen ekspor barang dan jasa yang mencakup 64,43 persen; diikuti Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga sebesar 55,24 persen dan komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto sebesar 30,72 persen.
Sementara komponen impor barang dan jasa luar negeri sebagai faktor pengurang PDRB menyumbang sebesar 69,00 persen.
Dari sisi pertumbuhan (year-on-year), pertumbuhan tertinggi terdapat pada komponen Ekspor Barang dan Jasa sebesar 17,62. Terdapat 2 komponen yang mengalami kontraksi, yaitu pengeluaran Konsumsi Pemerintah sebesar 9,40 persen dan Pembentukan Modal Tetap Bruto sebesar 2,13 persen.
BPS Aceh berharap data tersebut dapat memberikan insight dan sinyal bagi pemerintah dan pengguna data lainnya dalam perumusan kebijakan atau perencanaan pembangunan.
Baca juga: Prof Mukhlis Yunus: Aceh harus mandiri setelah 20 tahun perdamaian
Pewarta: M IfdhalEditor : Febrianto Budi Anggoro
COPYRIGHT © ANTARA 2025