Banda Aceh (ANTARA) - UPTD Penyelenggara Pelabuhan Penyeberangan Wilayah I (Ulee Lheue) Dinas Perhubungan Aceh meningkatkan kewaspadaan pelayaran di tengah cuaca buruk dalam hal ini gelombang tinggi dan angin kencang, khususnya di perairan Banda Aceh - Sabang.
"Kita sudah dapat koordinasi kemarin di kantor KSOP, peningkatan kewaspadaan keselamatan ya indikator nya di kita, kita mengawasi benar sebelum adanya kecelakaan," kata Kepala Pelabuhan Penyeberangan Wilayah I Aceh, Husaini, di Banda Aceh, Senin.
Husaini menyampaikan, dalam upaya menjaga keselamatan pelayaran pihaknya selalu memonitoring pemantauan BMKG untuk melihat arah angin hingga gelombang alur pelayaran.
Apalagi, kata dia, di saat kondisi cuaca buruk dalam beberapa hari terakhir ini, pihaknya juga memperhatikan angkutan barang, jangan melebihi kapasitas serta jenis barangnya sendiri.
"Saat kondisi seperti ini, perhatian kita juga di angkutan barang, supaya jangan lebih tonase nya, jenis barangnya," ujarnya
Dirinya menyampaikan, untuk pelayaran dari pelabuhan Ulee Lheue menuju Sabang hari ini masih berjalan normal, belum ada pembatalan keberangkatan. Tetapi, juga tergantung perubahan cuaca.
Berbeda dengan kemarin, dua trip kapal cepat terpaksa dibatalkan dikarenakan gelombang tinggi dan angin kencang yang tak mampu dilalui. Sementara untuk kapal Ferry tetap berjalan seperti biasanya.
"Hari ini aman, kalaupun ada penundaan nanti dilaporkan. Kalau kemarin yang kita tunda kapal cepat, karena konstruksinya dari fiber, kalau gelombang sampai dua meter, kapal cepat tidak bisa melawan ombaknya," kata Husaini.
Dirinya menambahkan, menghadapi cuaca ekstrim, KSOP Kelas IV Malahayati, Aceh juga telah mengeluarkan imbauan kewaspadaan pelayaran kepada nakhoda kapal yang akan dan/atau sedang berlayar, untuk meningkatkan memonitor dan memantau berita cuaca dari BMKG.
Kemudian, memastikan kondisi permesinan, kemudi, dan peralatan navigasi kapal berfungsi dengan baik. Lalu, kelengkapan alat keselamatan kapal dapat dipergunakan dengan
baik.
KSOP, lanjut dia, juga mengimbau agar memastikan unit-unit muatan dan kendaraan yang dimuat di atas kapal telah diikat (lashing) aman untuk pelayaran.
Selanjutnya, pada saat kapal berlabuh jangkar, agar selalu mengecek posisi kapal labuh jangkar untuk memastikan kapal tidak larat dan diawaki cukup. Melaksanakan pengoperasian kapal saat cuaca buruk sesuai dengan prosedur yang dimiliki.
Untuk kegiatan bongkar muat di pelabuhan, dan untuk proses debarkasi atau embarkasi penumpang, para stakeholder terkait memperhatikan kondisi cuaca dan mengutamakan kesehatan dan keselamatan kerja (K3).
"KSOP juga mengimbau kapal-kapal kecil (≤ 35 GT) dan kapal-kapal nelayan agar menunda keberangkatannya sampai dipastikan cuaca benar-benar aman," kata Husaini.
Disisi lain, PMG Madya/ Senior Forecaster Stamet BMKG SIM Banda Aceh, Khairul Akbar mencatat, ketinggian gelombang serta angin untuk hari ini di wilayah perairan penyeberangan Ulee Lheue - Balohan dalam kategori rendah hingga sedang.
Potensi gelombangnya sekitar 1,25 meter dan angin masih kuat sekitar tujuh sampai 35 knot.
"Kondisi ini tidak aman atau berisiko untuk kapal cepat. Sedangkan untuk kapal lambat masih perlu diperhatikan dari sisi kecepatan anginnya," demikian Khairul Akbar.
Baca juga: Tangkapan ikan nelayan di PPI Aceh Jaya capai 300 ton lebih per bulan
Pewarta: Rahmat FajriEditor : Febrianto Budi Anggoro
COPYRIGHT © ANTARA 2025