Banda Aceh (ANTARA) - PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi (UID) Aceh bersama Forum Koordinasi Percepatan Rasio Desa Berlistrik (RDB) berkomitmen mewujudkan 100 persen dusun berlistrik pada tahun 2027 di provinsi setempat.
"Komitmen ini bukan sekadar rencana teknis, tetapi bagian dari misi menghadirkan keadilan energi hingga ke pelosok," kata General Manager PLN UID Aceh, Mundhakir di Banda Aceh, Selasa.
Ia menjelaskan pihaknya tidak hanya mengalirkan listrik, tetapi membuka akses pada kehidupan yang lebih layak dan produktif.
"Kolaborasi menjadi kunci, dan melalui forum Forum Koordinasi Percepatan Rasio Desa Berlistrik, kami telah menyatukan semangat bersama dengan seluruh pemangku kepentingan untuk menuntaskan amanah ini," kata Mundhakir.
Sebagai tindak lanjut dari komitmen forum tersebut, PLN UID Aceh telah menyusun roadmap elektrifikasi dengan sasaran pembangunan di 39 cluster yang mencakup 749 calon pelanggan di dusun-dusun belum berlistrik, melalui sinergi dengan berbagai pemangku kepentingan.
Pihaknya berharap dengan target 100 persen dusun berlistrik pada 2027, dapat menjadi pendorong keadilan sosial, peningkatan kesejahteraan masyarakat serta mendukung pertumbuhan ekonomi yang merata di seluruh wilayah Aceh.
"Tidak ada medan yang terlalu berat jika niat kita untuk menerangi negeri, Insya Allah ini akan menjadi amal jariah bagi kita semua," kata Mundhakir.
Manager Unit Pelaksana Proyek Ketenagalistrikan (UP2K) Provinsi Aceh, Muliadi, menambahkan implementasi program tersebut memerlukan koordinasi yang solid antara PLN dan Pemerintah setempat.
"Kami di UP2K siap menjadi ujung tombak dalam eksekusi proyek-proyek elektrifikasi ini. Setiap dusun yang belum berlistrik adalah prioritas kami dan kami akan memastikan pembangunan infrastruktur dilakukan dengan standar kualitas terbaik serta tepat waktu," katanya.
Muliadi juga menambahkan bahwa tantangan geografis Aceh yang sangat beragam, memerlukan pendekatan teknis yang adaptif dan inovatif.
Selain pendekatan teknis, PLN juga mengandalkan peta geopasial berbasis GIS untuk memetakan dusun-dusun yang belum berlistrik, seperti Buntul Saraine (Bener Meriah), Perabis (Aceh Singkil), dan Pucok Lala (Pidie).
Sebagian besar masuk dalam kategori wilayah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar), dengan akses yang membutuhkan waktu tempuh lebih dari 3 jam dari pusat kabupaten.
Kepala Dinas ESDM Aceh, Taufik, memberikan dukungan penuh sebab program tersebut sejalan dengan misi pembangunan yang inklusif dan berkeadilan.
"Akses listrik adalah hak dasar, bukan lagi kemewahan. Kami akan mendampingi dan mendukung proses implementasinya agar masyarakat di dusun-dusun terpencil juga merasakan manfaatnya," katanya.
Baca juga: PLN Setor Rp65,59 triliun lewat Dividen, Pajak, dan PNBP
Pewarta: M IfdhalEditor : Febrianto Budi Anggoro
COPYRIGHT © ANTARA 2025