Banda Aceh (ANTARA) - Badan SAR Nasional (Basarnas) Banda Aceh menyatakan telah melaksanakan sebanyak 46 operasi pencarian dan pertolongan atau SAR di provinsi ujung barat Indonesia tersebut pada sejak Januari hingga Juni 2025.

Kepala Basarnas Banda Aceh Ibnu Harris Al Hussain di Banda Aceh, Jumat, mengatakan operasi SAR tersebut yang paling sering terjadi adalah kondisi membahayakan manusia dan kecelakaan kapal.

"Sepanjang semester pertama 2025 atau sejak Januari hingga Juni tahun ini, kami melaksanakan 46 operasi SAR. Operasi SAR paling banyak adalah kondisi membahayakan manusia serta kecelakaan kapal," kata Ibnu Harris Al Hussain.

Baca juga: Basarnas evakuasi jenazah mahasiswa terseret ombak di Aceh Besar

Ia mengatakan jumlah operasi SAT kondisi membahayakan manusia sebanyak 29 kejadian yang tersebar di beberapa wilayah kerja Basarnas Banda Aceh yang meliputi sejumlah kabupaten kota di Provinsi Aceh.

Berikut, kata dia, kecelakaan kapal dengan operasi SAR sebanyak 12 kali, bencana alam dua kejadian, serta tiga operasi SAR untuk kecelakaan lalu lintas dengan penanganan khusus.

Sedangkan wilayah terbanyak operasi SAR, di antaranya di Unit Siaga SAR Bireuen, Kantor SAR Banda Aceh, Pos SAR Langsa, serta Pos SAR Meulaboh, kata Ibnu Harris Al Hussain.

"Jika dibandingkan dengan operasi SAR periode yang sama pada 2024, terjadi peningkatan sebanyak 13 kejadian pada semester pertama tahun ini," kata Ibnu Harris Al Hussain menyebutkan.

Operasi SAR semester pertama 2024, kata dia, tercatat 33 kejadian.  Yakni operasi SAR kondisi membahayakan manusia sebanyak 22 kejadian, kecelakaan kapal sembilan kejadian. Serta bencana alam dan kecelakaan lalu lintas masing-masing satu kejadian.

"Jumlah operasi SAR tersebut bukan merupakan prestasi, melainkan sebuah kewajiban sesuai dengan amanah Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2014 tentang pencarian dan pertolongan," katanya.

Basarnas Banda Aceh memiliki wilayah kerja mencakup 21 dari 23 kabupaten kota di Provinsi Aceh. Luar cakupan wilayah mencapai 58.376 kilometer persegi dengan populasi sekitar 5,5 juta jiwa.

Dalam melaksanakan operasi SAR, kata dia, ada beberapa kendala yang dihadapi, di antaranya faktor cuaca, tempat kejadian yang akses sulit dijangkau serta wilayah dengan keterbatasan jaringan komunikasi atau blank spot, serta personel yang terbatas.

"Kami berkomitmen meningkatkan pelayanan dalam pelaksanaan operasi SAR. Kepada masyarakat yang membutuhkan pelayanan SAR dapat menghubungi Basarnas Banda Aceh," kata Ibnu Harris Al Hussain.

Baca juga: Basarnas cari mahasiswa terseret ombak di Aceh Besar



Pewarta: M.Haris Setiady Agus
Editor : Febrianto Budi Anggoro
COPYRIGHT © ANTARA 2025