Banda Aceh (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Aceh mencatat nilai tukar petani di provinsi itu naik 0,86 persen pada Juni 2025 yakni dari periode sebelumnya 122 menjadi 123,20 pada Juni 2025.

"Subsektor tanaman pangan berkontribusi besar terhadap kenaikan NTP Aceh pada Juni dengan andil 1,87 persen," kata Plt Kepala BPS Aceh Tasdik Ilhamudin di Banda Aceh, Selasa.

Ia menjelaskan dengan harga pembelian gabah dengan harga tinggi memberi dampak positif terhadap petani.

"Kondisi ini perlu dipertahankan termasuk menjaga agar harga kebutuhan lainnya tidak naik drastis sebab akan ikut berdampak terhadap dengan harga yang dibayar petani nantinya," katanya.

Nilai Tukar Petani (NTP) merupakan indikator penting untuk menilai kesejahteraan petani di suatu daerah.

NTP mengukur perbandingan antara harga yang diterima petani dari penjualan hasil produksi dan biaya yang dikeluarkan untuk kebutuhan produksi serta konsumsi rumah tangga.

Baca: BPS: Ekonomi Aceh triwulan pertama tumbuh melambat

Ia mengatakan jika dilihat dari lima subsektor yang dihitung dalam pembentukan NTP, subsektor tanaman pangan, tanaman perkebunan rakyat, perikanan dan
nelayan mengalami kenaikan.

Sementara subsektor hortikultura dan peternakan mengalami penurunan pada bulan tersebut.

Adapun untuk  NTP Nasional berada pada angka 121,72 atau mengalami inflasi sebesar 0,47 persen dari bulan sebelumnya. 

Ia menambahkan Indeks Harga yang Diterima Petani (it) pada Juni  2025 sebesar 148,06. Di mana Indeks tersebut mengalami kenaikan sebesar 0,78 persen dibanding bulan sebelumnya. 

Ia berharap agar agar harga kebutuhan dan biaya produksi yang dikeluarkan petani dapat terus dijaga oleh pemerintah khususnya sehingga kesejahteraan petani akan terus meningkat seiring biaya yang diterima lebih tinggi dibanding dengan biaya yang dikeluarkan.

Baca: BPS: NTP Aceh turun 0,74 persen pada Maret 2025



Pewarta: M Ifdhal
Editor : M.Haris Setiady Agus
COPYRIGHT © ANTARA 2025