Banda Aceh (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Aceh mencatat Nilai Tukar Petani (NTP) di Tanah Rencong pada Maret 2025 tercatat sebesar 120,96 atau turun 0,74 persen dibandingkan Februari 2025.

"Berdasarkan hasil pemantauan survei harga perdesaan pada Maret 2025, diperoleh NTP sebesar 120,96 atau mengalami penurunan sebesar 0,74 persen dibandingkan bulan Februari 2025," kata Pejabat Fungsional Ahli Madya BPS Aceh, Oriza Santifa, di Banda Aceh, Selasa.

Dia menjelaskan penurunan NTP ini terjadi di beberapa subsektor utama, yakni pada subsektor hortikultura sebesar 9,01 persen, tanaman perkebunan rakyat sebesar 1,18 persen, dan pembudidayaan ikan sebesar 0,33 persen.

“Beberapa subsektor tersebut mengalami penurunan indeks dibandingkan bulan sebelumnya,” katanya.

Adapun secara nasional, NTP justru mengalami peningkatan. NTP nasional berada pada angka 123,72 atau mengalami kenaikan sebesar 0,22 persen dari bulan sebelumnya 

Oriza juga menyampaikan bahwa pada Maret 2025, BPS mencatat Indeks Harga yang Diterima Petani (It) di Aceh tercatat sebesar 143,98 atau mengalami kenaikan 0,08 persen dari bulan sebelumnya. 

Kenaikan tersebut, kata dia, didorong oleh meningkatnya harga komoditas pertanian utama.

“Adapun, komoditas yang menjadi penyumbang utama kenaikan indeks ini adalah gabah, tandan buah segar (TBS) kelapa sawit, dan jagung,” katanya.

Di sisi lain, Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) tercatat sebesar 119,03, juga naik sebesar 0,84 persen dibanding Februari 2025. 

“Komoditas yang dominan menjadi penyumbang kenaikan indeks yang dibayar petani ini adalah tarif listrik, ikan tongkol, dan ikan kembung,” katanya.

Baca juga: Nilai Tukar Petani Aceh naik 0,33 persen pada Juli 2021



Pewarta: Nurul Hasanah
Editor : Febrianto Budi Anggoro
COPYRIGHT © ANTARA 2025