Banda Aceh (ANTARA) - Seratusan pelajar Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 6 Banda Aceh beserta dewan guru mengikuti simulasi mitigasi atau pengurangan terhadap risiko bencana gempa dan tsunami.
Simulasi dilaksanakan bekerja sama dengan Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Aceh bersama mitra dipusatkan di halaman SMAN 6 Banda Aceh di Banda Aceh, Sabtu.
Simulasi diawali ketika para pelajar mengikuti proses belajar mengajar. Tiba-tiba terjadi gempa kuat. Bangunan sekolah berguncang disertai bunyi sirene di sekolah tersebut.
Selang tidak berapa lama, pelajar keluar dari kelas. Mereka berkumpul di lapangan sekolah tersebut. Wajah para pelajar terlihat panik dan mereka juga melantunkan doa. Dewan guru juga turut menenangkan anak didik mereka.
Baca juga: FPRB Aceh gencarkan edukasi tangguh bencana kepada pelajar
Selanjutnya, tim palang merah sekolah berkumpul di titik tertentu dan kemudian menyusuri setiap kelas. Mereka mengevakuasi rekan-rekan mereka yang mengalami akibat bencana alam tersebut.
Sejumlah guru juga memberikan pengarahan kepada anak didik seraya menunggu informasi dari lembaga terkait dengan kebencanaan, apakah gempa tersebut menimbulkan tsunami atau tidak. Setelah menerima informasi tidak terjadi tsunami, para pelajar terlihat tenang.
Dalam simulasi tersebut, tim palang merah melaporkan jumlah dan kondisi korban. Begitu juga dengan dewan guru, melaporkan kondisi bangunan dan kondisi ruang belajar anak didik.
Kepala SMAN 6 Banda Aceh Khairul Razy mengatakan simulasi tersebut merupakan bagian dan membangun kesiapsiagaan peserta didik terhadap bencana. Simulasi tersebut meningkatkan kapasitas anak didik dalam mengurangi dampak sebuah bencana.
"Simulasi ini diikuti 187 pelajar. Simulasi ini merupakan edukasi kepada anak didik agar mereka memahami bagaimana menghadapi gempa dan tsunami, sehingga risiko dari sebuah bencana dapat dikurangi," katanya.
Ia mengatakan simulasi bencana tersebut menjadi agenda rutin dan masuk dalam kurikulum merdeka. Simulasi tersebut merupakan implementasi SMAN 6 Banda Aceh sekolah siaga bencana.
"Simulasi ini juga dalam rangka memperingati Hari Kesiapsiagaan Bencana yang diperingati setiap 26 April. Kami juga mengharapkan pembelajaran simulasi ini juga ditular kepada keluarga dan lingkungan tempat tinggal anak didik," kata Khairul Razy.
Sementara itu, Ketua FPRB Aceh Hasan Dibangka mengatakan simulasi tersebut untuk membangun kesadaran peserta didik sebagai sosok tangguh bencana. Apalagi, Banda Aceh dan Provinsi Aceh secara keseluruhannya merupakan wilayah rawan bencana.
"Dari simulasi ini, kami ingin melihat bagaimana respons pelajar terhadap bencana gempa dan tsunami. Kami berharap dari kegiatan ini terbangun kelompok tangguh bencana, sehingga risiko dari sebuah bencana dapat dikurangi," kata Hasan Dibangka.
SMAN 6 Banda Aceh berada di Gampong Lamjabat, Kecamatan Meuraxa, Kota Banda Aceh. Bangunan sekolah tersebut rusak parah pada bencana gempa dengan skala magnitudo 9,1 disusul tsunami pada 26 Desember 2004.
Baca juga: FPRB dan Sekber SPAB optimalkan program pendidikan aman bencana
Pewarta: M.Haris Setiady AgusEditor : Febrianto Budi Anggoro
COPYRIGHT © ANTARA 2025