Banda Aceh (ANTARA) - Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea Cukai (DJBC) Aceh terus mendorong pengusaha di provinsi ujung barat tersebut mengekspor langsung minyak sawit mentah atau CPO dari pelabuhan yang ada di daerah berjuluk tanah rencong itu.
Kepala Kantor Wilayah DJBC Aceh Safuadi di Banda Aceh, Jumat, mengatakan selama ini sebagian besar crude palm oil (CPO) dari Aceh diekspor melalui pelabuhan di Sumatera Utara.
"Ekspor melalui pelabuhan di provinsi lain tentu membutuhkan ongkos angkut yang lebih besar. Jika diekspor melalui pelabuhan di Aceh, ongkos angkut tersebut bisa ditekan serta meningkatkan penerimaan bea keluar untuk Aceh," kata Safuadi menyebutkan.
Baca juga: Pelayanan publik DJBC Aceh catat kinerja memuaskan Triwulan I 2025
Berdasarkan data Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh, kata dia, produksi CPO dari provinsi tersebut pada 2024 mencapai satu juta ton. Dengan produksi sebanyak itu, Aceh memberi kontribusi sebesar 2,41 persen total produksi CPO nasional.
"Sedangkan luas perkebunan sawit di Provinsi Aceh mencapai 470 ribu hektare. Selain itu, di Provinsi Aceh juga ada sebanyak 63 pabrik kelapa sawit aktif. Sawit juga menjadi tulang punggung ekspor dari Provinsi Aceh," kata Safuadi.
Namun, kata dia, dari total produksi CPO hingga satu juta ton tersebut, yang diekspor melalui pelabuhan di Aceh hanya 70 ribu ton. Dan ini setara tujuj persen dari total produksi. Sisanya, 930 ribu ton CPO dikirim keluar negeri melalui pelabuhan di Sumatera Utara.
Safuadi menyebutkan 930 ribu ton CPO tersebut diangkut menggunakan truk tangki ke pelabuhan di Sumatera Utara. Jika dihitung ongkos angkut CPO tersebut, maka total biaya membawa CPO ke pelabuhan di Sumatera Utara mencapai Rp372 miliar per tahun
Menurut dia, angka Rp372 miliar tersebut didapat dari 930 ribu ton CPO dibagi dengan kapasitas rata-rata truk tangki seberat 35 ton, sehingga didapatkan 26.571 perjalanan atau 742 truk per hari. Jika ongkos angkut CPO Rp400 ribu per ton, maka didapat angka Rp372 miliar per tahun.
"Apabila CPO tersebut langsung diekspor dari pelabuhan di Aceh, maka ongkos angkut tersebut dapat ditekan. Selain itu, dapat meningkatkan umur badan jalan, sehingga biaya lerawatjalan dalam ditekan," katanya.
Oleh karena itu, Safuadi mengatakan pihaknya terus mendorong pengusaha CPO di Aceh dapat mengekspor langsung dari pelabuhan di Aceh. Beberapa pelabuhan untuk ekspor CPO di Aceh di antaranya Pelabuhan Krueng Geukueh dan Pelabuhan Calang.
"Ekspor dari pelabuhan di Aceh juga, maka akan menampung tenaga kerja daerah, sehingga masyarakat Aceh usia produktif tidak lagi merantau keluar daerah maupun keluar negeri mencari pekerjaan," kata Safuadi.
Baca juga: DJBC Aceh apresiasi kinerja dua satker raih terbaik tingkat nasional
Pewarta: M.Haris Setiady AgusEditor : Febrianto Budi Anggoro
COPYRIGHT © ANTARA 2025