Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Indonesia terus berupaya mendorong hilirisasi kelapa sawit untuk meningkatkan daya saing dan manfaat beragam dari komoditas tersebut.

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Rachmat Pambudy mengungkapkan empat strategi hilirisasi kelapa sawit yang akan dicapai secara bertahap.

“Komoditas kelapa sawit akan didorong supaya hilirisasinya paling tidak melalui empat tahapan, yaitu penguatan ekosistem industrialisasi, peningkatan kapasitas produksi untuk kebutuhan dalam negeri, penguatan daya saing industri menuju ekspansi global, dan pencapaian net export. Kita harapkan bahwa hilirisasi sawit mendukung pertumbuhan tinggi dan berkelanjutan,” ujar Rachmat Pambudy, dalam seminar nasional yang diadakan oleh Institut Pertanian Bogor (IPB), dipantau secara virtual, di Jakarta, Selasa.

Baca juga: WALHI: Perusahaan sawit di Aceh belum cerminkan prinsip keadilan lingkungan

Hilirisasi sawit di Tanah Air ditopang dengan keunggulan  posisi Indonesia sebagai produsen utama Crude Palm Oil (CPO) sebesar 68,7 persen dari total produksi. Selain itu, kebijakan dalam negeri seperti biodiesel (B35) dan Makan Bergizi Gratis (MBG) dianggap dapat meningkatkan permintaan produk olahan sawit.

Perkebunan sawit juga bisa mendukung upaya swasembada pangan melalui mekanisme tumpang sari ataupun agroforestry, maupun Sistem Integrasi Sapi dan Kelapa Sawit (SISKA). Dengan sistem ini, selain mendukung produksi bahan pangan dan menjaga kualitas lingkungan, diharapkan para pekebun dapat meningkatkan pendapatan mereka.

Kelapa sawit berpotensi pula mendukung ketahanan energi dan mendukung pencapaian target bauran energi nasional, di antaranya melalui pengembangan biofuel. Biomassa dari kelapa sawit juga menjadi salah satu alternatif sumber energi yang dapat diambil dari serat, cangkang, tandan kosong, pelepah, dan batang replanting sawit.

Baca juga: Pemkab Aceh Timur putuskan kontrak kerja dua perusahaan perkebunan

Produksi dan pengelolaan kelapa sawit turut berpeluang mendukung penerapan ekonomi sirkular. Artinya, komponen-komponen yang ada dari kelapa sawit diarahkan agar dapat dimanfaatkan kembali menjadi produk bermanfaat.

Rachmat menilai, perkebunan kelapa sawit dapat menyerap karbon dan melepaskan oksigen dengan besaran yang berbeda dengan hutan.

“Ketika terjadi alih fungsi lahan, maka sebenarnya terjadi emisi karbon yang keluar dari stok karbon…dan ini diperlukan pengelolaan sawit yang mendukung program pembangunan rendah karbon dengan konversi lahan gambut, implementasi pertanian regeneratif, dan sawit berkelanjutan,” ujar Kepala Bappenas pula.

 

 



Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pemerintah mendorong hilirisasi sawit melalui empat tahapan

Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor : Febrianto Budi Anggoro
COPYRIGHT © ANTARA 2025