Nagan Raya (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Nagan Raya, Provinsi Aceh mengusulkan rencana pengembangan dan perluasan landasan pacu Bandar Udara Cut Nyak Dhien Nagan Raya, Aceh ke Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Rachmat Pambudy di Jakarta.

“Ini bukan program yang dimulai dari nol, melainkan kelanjutan dari fasilitas bandara yang sudah ada. Harapan kami, pengembangan ini masuk dalam prioritas nasional,” kata Bupati Nagan Raya, Teuku Raja Keumangan dalam keterangan diterima di Meulaboh, Selasa.

Dalam pertemuan bersama Menteri Rachmat Pambudy di Kompleks Rumah Dinas Widya Chandra, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Bupati Teuku Raja Keumangan turut menyampaikan permohonan perluasan dan perpanjangan landasan pacu Bandara Cut Nyak Dhien dari 1.800 meter menjadi 2.600 meter.
Baca juga: Hashim perjuangkan perpanjangan runway Bandara CND

Usulan tersebut langsung ditanggapi positif oleh Menteri PPN, Rachmat Pambudy menyatakan siap mendukung pengembangan bandara tersebut. “Apalagi ini menyangkut konektivitas wilayah barat selatan Aceh yang sangat potensial sebagai kawasan pertumbuhan ekonomi baru,” ujarnya.

Bupati Teuku Raja Keumangan mengatakan selain konektivitas, pengembangan bandara juga penting untuk mendukung sektor logistik dan pariwisata di wilayah Nagan Raya.  Ia mencontohkan bagaimana potensi sumber daya alam seperti batu giok dapat menjadi pengungkit ekonomi masyarakat.

“Batu giok Nagan Raya adalah kekayaan langka yang hanya dimiliki oleh dua wilayah di dunia: Myanmar dan Nagan Raya, Indonesia. Ini potensi strategis yang belum sepenuhnya digarap,” ujarnya.

Sebagai bentuk promosi potensi daerah, Bupati Teuku Raja Keumangan turut menyerahkan cenderamata berupa tasbih giok kepada Menteri PPN, yang diterima dengan penuh antusias. 

Dalam kesempatan itu, dia juga menceritakan rencana lanjutan pembangunan Masjid Agung Baitul A’la Kabupaten Nagan Raya, yang dikenal dengan nama Masjid Giok Aceh.

“Saya juga bercerita tentang rencana melapisi seluruh dinding masjid dengan giok asli Nagan Raya, agar masjid ini menjadi ikon dunia, satu-satunya yang berlapis batu giok,” ujarnya.

Baca juga: Bandara Nagan Raya Aceh mulai layani pemudik Lebaran

Respons Menteri PPN terhadap potensi batu giok tak sebatas apresiasi. Ia menyarankan agar pemerintah daerah tidak hanya menjual bahan mentah, tetapi melakukan hilirisasi dengan melibatkan masyarakat.

“Pak Menteri menyarankan agar masyarakat dilibatkan melalui koperasi, supaya ada nilai tambah yang dinikmati rakyat dan UMKM dapat tumbuh dan berkembang,” jelasnya.

Menurutnya, arahan tersebut sangat sejalan dengan rencana pembangunan ekonomi Nagan Raya. Pemerintah daerah, kata dia, akan segera menyiapkan langkah-langkah konkret untuk membentuk koperasi pengrajin batu giok, memberikan pelatihan, hingga memfasilitasi akses pasar bagi produk - produk berbasis giok.

“Langkah hilirisasi ini akan menjadi kebijakan prioritas. Kami tidak ingin Nagan Raya hanya dikenal sebagai penghasil bahan mentah, tetapi juga sebagai pusat produksi kerajinan batu mulia kelas dunia,” katanya menambahkan.

Pertemuan dengan Menteri PPN ini, merupakan bagian dari diplomasi pembangunan daerah yang intensif ia lakukan. 

Ia meyakini, sinergi pusat-daerah adalah kunci agar percepatan pembangunan benar - benar terasa manfaatnya bagi masyarakat.

“Nagan Raya punya semua syarat untuk jadi motor baru pertumbuhan ekonomi pantai barat selatan (wilayah barat selatan-red). Kita tinggal satukan visi, kerja keras, dan keberanian untuk memperjuangkannya di tingkat nasional,” demikian Teuku Raja Keumangan.

Baca juga: Bandara Nagan Raya beri layanan pemeriksaan kesehatan gratis bagi pemudik



Pewarta: Teuku Dedi Iskandar
Editor : Febrianto Budi Anggoro
COPYRIGHT © ANTARA 2025