Banda Aceh (ANTARA) - Pengusaha pariwisata Joel Bungalows di Laut Lampuuk, Aceh Besar, melepaskan 90 ekor tukik jenis belimbing ke habitatnya untuk menjaga kelestarian laut.

“Ini dilepasliarkan setelah 41 hari berada di penangkaran, menetasnya tadi malam,” kata pengusaha pariwisata staycation Joel Bungalows Zulfitri di Aceh Besar, Selasa.

Tukik atau anak penyu tersebut didapatkannya dengan membeli telur penyu dari para nelayan atau pemburu setempat yang biasanya dijual untuk dikonsumsi dengan harga Rp10 ribu per butir.

“Ada 110 butir telur penyu yang saya beli, tetapi hanya sekitar 90-100 yang menetas,” katanya.

Baca juga: Masyarakat Aceh Besar lepas liarkan tukik ke lautan

Dia menjelaskan bahwa alasan menyelamatkan anak penyu berjenis belimbing tersebut adalah karena usahanya juga bergerak di bidang pariwisata laut. Karena itu, ia merasa memiliki tanggung jawab untuk menjaga kelestarian biota laut.

“Karena saya punya usaha di kawasan laut, saya terpanggil untuk menyelamatkan ini. Apalagi saya juga bergerak di bidang pariwisata sehingga berkeinginan menyelamatkan biota laut,” katanya.

Menurut dia, tukik belimbing merupakan makhluk hidup yang sangat penting untuk menjaga keseimbangan ekosistem laut. Namun, keberadaannya mulai terancam akibat perburuan. 

“Kalau penyu ini tidak ada di laut, saya yakin ini akan membuat efek yang tidak bagus untuk kehidupan spesies yang ada di laut.

Kegiatan membeli telur penyu untuk dilepasliarkan kembali tersebut sudah dilakukannya sejak tahun 2014. Tujuannya untuk mengedukasi masyarakat setempat agar juga turut menjaga kelestarian lingkungan. 

“Kalau kita larang, jangan mengambil, mereka pasti tetap mengambil karena sudah pencahariannya di situ. Jadi, saya edukasi kepada mereka daripada jual ke pasar, maksudnya jual ke pemakan, lebih baik jual ke kami dengan harga yang sama,” katanya.

Zulfitri mengatakan, sejak saat itu, dia menyiapkan alokasi dana khusus untuk membeli telur penyu dari nelayan atau pemburu setempat.

“Siapa pun yang bawa kita tampung semua, kadang-kadang bisa seribu, kadang-kadang bisa 500, kadang-kadang bisa 400. Tergantung, pokoknya siapapun yang bawa kita tidak pernah menolak, saya enggak mau beli lagi, kita selalu mengadakan uang untuk kita beli itu untuk menyelamatkan bumi ini,” katanya.

Baca juga: Pelni lepas 100 tukik di Pulo Aceh sebagai wujud mendukung konservasi



Pewarta: Nurul Hasanah
Editor : Febrianto Budi Anggoro
COPYRIGHT © ANTARA 2025