Jakarta (ANTARA) - Presiden Prabowo Subianto menyampaikan permohonan maaf dan menegaskan pemerintah terus bekerja maksimal untuk menangani bencana di Aceh, salah satunya pemulihan listrik yang hingga kini belum menyala.

Pernyataan itu disampaikan Kepala Negara dalam agenda kunjungan kerja untuk kali ketiganya di Aceh, Jumat, meninjau posko pengungsian di kawasan Jembatan Aceh Tamiang, Aceh.

"Mungkin listrik yang belum ya, listrik sudah mulai. Kita berusaha, kita tahu di lapangan sangat sulit, keadaannya sulit," ujarnya.

Dalam dialognya bersama para penyintas bencana, Presiden menyampaikan permintaan maaf apabila masih ada tanggung jawab pemerintah yang hingga saat ini belum terpenuhi.

“Kami akan turun membantu semuanya. Saya minta maaf kalau masih ada yang belum terpenuhi,” ujar Presiden Prabowo.

Ia mengatakan bahwa tantangan di lapangan cukup berat, namun seluruh unsur pemerintah bergerak bersama untuk mempercepat pemulihan.

“Keadaannya sulit, jadi kita atasi bersama. Mudah-mudahan kalian cepat pulih, cepat kembali, cepat normal,” katanya.


Baca juga: Prabowo cek kondisi listrik Aceh, Bahlil: Malam ini nyala semua
 

Bencana banjir bandang yang melanda Aceh sejak akhir November 2025 menyebabkan gangguan pasokan listrik di berbagai wilayah.

Hingga 11 Desember 2025, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melaporkan bahwa tingkat pemulihan kelistrikan di daerah terdampak baru mencapai 36 persen.

Wilayah terparah yang mengalami krisis listrik adalah Kabupaten Aceh Tamiang dan Aceh Utara, di mana banyak desa masih gelap dan warga terpaksa mengandalkan genset pribadi.

Selain itu, pemadaman bergilir juga diterapkan di ibu kota Provinsi Aceh di Banda Aceh, dan Kabupaten Aceh Besar untuk menyeimbangkan beban sistem.

PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) menjelaskan bahwa kendala utama pemulihan adalah kerusakan infrastruktur vital yang parah.

 

 

Baca juga: Listrik mulai menyala di Aceh Tengah, tapi belum optimal

 



 

Pewarta: Andi Firdaus
Editor : Febrianto Budi Anggoro
COPYRIGHT © ANTARA 2025