Meulaboh (ANTARA Aceh) - Pemerintah Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh mulai menerapkan program proses belajar mengajar (PBM) bernuansa Islami untuk semua jenjang sekolah pada tahun ajaran baru 2016.
Kepala Dinas Pendidikan Aceh Barat Zulkarnain di Meulaboh, Senin mengatakan, pada hari tertentu semua sekolah diwajibkan mengadakan wirid yasin (baca surat yasin bersama-sama) sebelum dimulai proses belajar mengajar.
"Tahun ajaran baru ini kita memang agak berubah dalam penerapan PBM, ini sesuai program Disdik Aceh Barat pada poin ke-4 yakni 'Dinul Islam'. Artinya peningkatan penerapan pembelajaran keagamaan Islam ke semua jenjang pendidikan," sebutnya.
Zulkarnain menjelaskan, kewajiban melaksanakan PBM bernuansa Islami dimulai dari peran kepala sekolah, guru-guru kelas serta anak didik sejak berbunyi bel/lonceng tanda masuk kelas hingga berakhir jam proses belajar mengajar.
Setelah bell tanda masuk ruang kelas berbunyi, maka yang pertama wajib hadir adalah guru menanti semua murid/siswa dipintu ruang kelas menyalami mereka satu persatu sampai semuanya masuk ke dalam ruang.
Kemudian pada setiap pertemuan PBM, guru mewajibkan semua membaca doa sebelum belajar dan menutup PBM dengan doa bagi yang beragama Islam dan tidak ada intervensi bagi yang non-muslim sesuai dengan keyakinan.
"Yang pertama sekali adalah kepala sekolah duluan yang harus sampai menyalami guru guru, kemudian guru-guru duluan yang harus sampai menunggu anak-anak didepan kelas menyalami mereka satu per satu," tegasnya.
Lebih lanjut dikatakan, semua sekolah mulai dari SD hingga SMA dan sederajat wajib melaksanakan wirid yasin pada setiap hari Jum'at, termasuk ada diantara sekolah menjadi percontohan wajib melakasanakan shalat sunat dhuha.
Dari metode belajar menurut kearifan lokal tersebut akan mampu memberikan ilmu yang terintegrasi untuk pendidikan umum dan pendidikan relegi (agama), serta muatan lokal memperbaiki aqidah para pelajar di Aceh Barat.
Selain itu terpenting lagi adalah akan meningkatkan kedisiplinan Kepala Sekolah dan guru-guru dalam upaya reformasi birokrasi Pegawai Negeri Sipil (PNS), program tersebut lebih besar kepada metode pendidikan bersifat memberi contoh.
"Program ini merupakan pemberlakuan syariat Islam secara kaffah di 'Bumi Teuku Umar', jadi kita mulai dari semua siswa dan semua guru," imbuhnya.
Zulkarnain juga merincikan terkait dimulainya tahun ajaran baru 2016 untuk jumlah siswa baru sedikit berkurang dibandingkan tahun ajaran baru sebelumnya, sebab untuk jenjang SMP dan sederajat merupakan anak-anak pasca tsunami 2004.
Banyak sekolah di kawasan pesisir jumlah siswanya tahun ini lebih rendah, kemudian lepasan dari SMP yang melanjutkan pendidikan ke tingkat SMA sebagianya memilih untuk melanjutkan pendidikan keluar daerah.
"Tahun ini kalau yang masuk SMP adalah anak-anak pasca tsunami, makanya ada sekolah di daerah pingiran pantai itu kurang siswanya, seperti Sama Tiga, Meureubo, SMPN 2 dan SMPN 1," katanya menambahkan.
Pewarta: Anwar
COPYRIGHT © ANTARA 2025