"Seluas 4.975 hektare perkebunan sawit di Aceh Utara butuh peremajaan untuk meningkatkan kembali produksi tanaman," kata Muhammad Thaib di Aceh Utara, Rabu.
Bupati mengatakan total keseluruhan perkebunan yang diusulkan peremajaan mencapai 8.609 hektare. Dari jumlah tersebut, seluas 3.634 hektare sudah diremajakan sejak 2019.
Muhammad Thaib mengatakan program peremajaan sawit rakyat (PSR) di Kabupaten Aceh Utara mulai menuai hasil. Dari 3.634 hektare luas perkebunan sawit yang diremajakan, seluas 600 hektare di antaranya telah mulai memasuki masa panen.
Program PSR merupakan bantuan dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) dalam bentuk penanaman kembali tanaman sawit rakyat. Bantuan dimulai dari penyiapan lahan, pengadaan bibit, hingga penanaman, dan perawatan.
Bantuan tersebut disalurkan melalui koperasi dan melalui kelompok tani yang tersebar di beberapa kecamatan dalam Kabupaten Aceh Utara, kata Muhammad Thaib.
"Pemkab Aceh Utara mengapresiasi BPDPKS serta koperasi dan kelompok tani yang telah menggerakkan kegiatan peremajaan tanaman sawit di daerah ini," kata Muhammad Thaib.
Bupati Aceh Utara juga menyampaikan terima kasih kepada seluruh petani yang telah berhasil menanami kembali sawit mereka dan telah mulai memasuki masa panen.
Muhammad Thaib mengatakan perkebunan sawit merupakan andalan perekonomian daerah. Selama ini, sawit menjadi penggerak perekonomian masyarakat.
"Untuk itu, saya mengajak para pemangku kebijakan terkait untuk terus membina petani sawit. Sektor perkebunan sawit perlu dikembangkan menyusul menurunnya sektor industri dan migas di Kabupaten Aceh Utara," kata Bupati.
Kepala Dinas Perkebunan, Peternakan dan Kesehatan Hewan Aceh Utara Lilis Indriansyah mengatakan luas perkebunan sawit di Aceh Utara mencapai 18.187 hektare.
"Petani mengharapkan agar pemerintah melanjutkan program peremajaan tanaman, sehingga produksi sawit masyarakat bisa meningkat," kata Lilis Indriansyah.
Pewarta: Dedy SyahputraEditor : M.Haris Setiady Agus
COPYRIGHT © ANTARA 2025