Banda Aceh 12/6 (Antaraaceh) - Sejak dihilangkan sistem rayonisasi di sekolah, SMP Negeri 12 Banda Aceh dalam tiga tahun terakhir ini kurang pelajar. Oleh karena itu, dewan minta Pemko Banda Aceh untuk memperkuat kembali keberadaan SMP Negeri 12 yang mulai ditinggalkan oleh lulusan empat SD yang ada di kawasan tersebut.
Permintaan itu disampaikan H Iskandar Mahmud SH, anggota komisi D Dewan Banda Aceh kepada antaraaceh, Kamis kemarin. Akibat kekurangan pelajar ruang  kelas yang digunakan di SMP 12 juga sedikit, sehingga jam belajar kurang – guru-guru yang sudah sertifikasi mengeluh karena sangat sulit untuk memenuhi persyaratan mengajar sampai 24 jam dalam seminggu.
Belum lama ini, pihak guru SMPN 12 Banda Aceh didampingi Kobar GB Aceh diterima dewan untuk menampung aspirasi mereka dan membahas kondisi sekolah, sehingga kegundahan para guru itu bisa teratasi secepatnya.
“Dalam pertemuan itu, kita sudah sepakati dengan pihak Pemko Banda Aceh  meminta keuchik (kades) dan camat menghimbau empat SD terdekat agar menyekolahkan anak mereka di SMP Negeri 12,” ungkap Iskandar.
Dewan,  prihatin dengan kondisi SMP yang terletak di pinggir kota Banda Aceh – kondisi yang kurang baik itu harus secepatnya dipulihkan, sehingga diminati kembali oleh lulusan empat SD yang tidak jauh dari sekolah tersebut.
Menurut Iskandar, bila himbauan tersebut tidak berhasil dinas pendidikan harus mencari solusinya atau dewan akan meninjau kembali sistem pendaftaran pelajar melalui online sejak beberapa tahun lalu yang diterapkan oleh Dinas Pendidikan Banda Aceh.
“Sistemnya bagus karena memangkas administrasi dan  waktu. Namun, disisi lain ada sekolah yang ditinggalkan. Inikan jadi masalah yang harus segera dicarikan solusinya, sehingga tidak ada yang dirugikan,” kata anggota dewan dari Partai Golkar ini,
Belajar dari kondisi yang ada, mungkin bisa saja Dinas Pendidikan Banda Aceh dapat  menerapkan dua sistem yang ada. Sebagian sekolah di pakai pendaftaran secara online dan sebagian sekolah lain - terutama sekolah daerah pinggiran menggunakan sistem rayonisasi – maksudnya lulusan SD yang ada dikawasan itu harus melanjutkan pendidikan mereka di sekolah terdekat.
Iskandar Mahmud juga meminta kepala sekolah dan guru SMPN 12 agar belajar pengalaman yang dialami SMAN 7 Banda Aceh. Sekolah yang pada awalnya kurang diminati, kini justru menjadi sekolah yang disukai oleh lulusan dari berbagai SMP yang ada di Banda Aceh dan sekitarnya.
Bila mutunya rendah dan gurunya kurang, maka dinas pendidikan harus memberesinya – jangan malah membiarkan, sehingga kurang diminati oleh wali murid untuk mendaftarkan anaknya ke SMPN 12.
Setahu Komisi D Dewan Banda Aceh mutu sekolah pinggiran Banda Aceh memang “bermasalah” ada sekolah kurang guru untuk mata pelajar tertentu, sehingga banyak wali murid yang tidak mau mendaftarkan anaknya ke sekolah tersebut karena kualitas sekolahnya meragukan.
“Untuk mencukupi jam mengajar bagi guru sertifikasi dan menigkatkan mutu sekolah pinggiran kota, Pemko Banda Aceh harus serius urus SMPN 12 dan sekolah lain yang kualitasya rendah,” tutup Iskandar.(ADV)


Editor : Salahuddin Wahid
COPYRIGHT © ANTARA 2025