Lhokseumawe (Antaranews Aceh) - Mata uang Malaysia Ringgit (MYR), menjadi mata uang asing dominan yang paling sering ditransaksikan di wilayah Lhokseumawe, Provinsi Aceh dan sekitarnya dalam setahun terakhir.

Menurut data dari Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia Lhokseumawe, menyebutkan, berdasarkan catatan dari Delapan Kegiatan Usaha Penukaran Valuta Asing Bukan Bank (Kupva BB) berizin di wilayah kerja KPw BI Lhokseumawe, bahwa dalam kurun waktu setahun terakhir, jenis mata uang asing yang paling sering ditransaksikan adalah Malaysia Ringgit.

"Dalam setahun terakhir, jenis mata uang asing yang paling sering ditransaksikan oleh warga di sejumlah tempat penukaran valuta asing di wilayah kerja BI Lhokseumawe adalah Ringgit Malaysia," ungkap Kepala KPw BI Lhokseumawe Yufrizal, Selasa.

Seperti diugkapkan oleh Kepala KPw BI Lhokseumawe itu, jenis valuta asing yang paling sering ditransaksikan di Kupva BB sepanjang tahun 2018, adalah Malaysia Ringgit (MYR) dengan nilai transaksi penjualan sebesar Rp2,5 miliar dan transaksi pembelian sebesar Rp2,02 miliar.

"Dominannya transaksi Malaysia Ringgit didorong oleh tingginya aktivitas masyarakat ke Malaysia dengan berbagai keperluan dan kepentingan. Mulai dalam rangka berlibur, pengobatan serta penukaran uang dari pekerja migrant," ungkap Yufrizal.

Meskipun jenis valuta asing yang paling dominan ditransaksikan adalah Ringgit Malaysia. Akan tetapi, penjualan maupun pembelian valuta asing, menurun pada akhir tahun 2018.

Disebutkan oleh Yufrizal, hingga akhir Desember lalu terdapat transaksi penjualan valuta asing sebesar Rp254,97 juta atau menurun sebesar 34,7 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Sementara itu, transaksi pembelian valuta asing mencapai Rp 232,78 juta atau menurun sebesar 27,7 persen, katanya.

Pewarta: Mukhlis
Editor : Heru Dwi Suryatmojo
COPYRIGHT © ANTARA 2025