Banda Aceh (ANTARA) - Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Banda Aceh menjadikan peran organisasi siswa intra sekolah (OSIS) sebagai garda terdepan sebagai tim keamanan dalam mencegah serta menangani terjadinya bullying (perundungan) pada sekolah SD-SMP di kota setempat.
"Tim keamanan sekolah itu wakil dari OSIS, mereka ada perwakilan untuk masing-masing tingkat kelas," kata Kepala Disdik Banda Aceh, Sulaiman Bakri, di Banda Aceh, Jumat.
Sulaiman menjelaskan, tugas tim keamanan yang mewakili OSIS tersebut bertugas untuk mengumpulkan data serta masalah-masalah yang dialami teman-teman mereka.
Baca juga: Perundungan, Dampak dan Gengsi Sekolah
Kemudian, setelah diinventarisir semua, tim keamanan menyerahkan hasil pantauan mereka kepada wakil kesiswaan atau wakil kepala sekolah serta guru bimbingan konseling (BK).
"Itu yang sedang kita lakukan sekarang, seluruh sekolah SD dan SMP di Banda Aceh (karena SMA di bawah kewenangan provinsi), sudah memiliki tim keamanan sekolah dari pihak OSIS sendiri," ujarnya.
Dirinya menyampaikan, langkah ini dilakukan karena jika melalui guru besar kemungkinan pada siswa sulit untuk terbuka atau menceritakan apa yang terjadi diantara mereka.
Tetapi, kalau mewakili OSIS yang merupakan teman sebaya mereka sendiri, mereka lebih terbuka dan mudah menceritakan, sehingga yang konkrit dapat dikumpulkan untuk diteruskan ke wakil kesiswaan serta guru BK.
Setelah mendapatkan laporan tim keamanan, lanjut Sulaiman, pihak sekolah bakal menginventarisir seluruh laporan tersebut. Jika masalah bisa diselesaikan tingkat sekolah, maka cukup sampai di sekolah saja.
Namun, kalau masalahnya tidak bisa diselesaikan di tingkat sekolah, maka bakal dilakukan koordinasi dengan Komite Sekolah (orang tua murid) untuk penyelesaiannya.
"Awalnya masalah itu ditangani oleh sekolah terlebih dahulu. Jika sekolah tidak mampu menangani sendiri, baru kita minta bantuan komite," katanya.
Sulaiman menuturkan, berdasarkan hasil rapat koordinasi pemerintah Kota Banda Aceh, terdapat ada dua hal menjadi perhatian khusus, yaitu peningkatan kualitas pembelajaran atau kualitas guru, serta menciptakan iklim keamanan sekolah (termasuk bebas bullying).
"Apalagi, permasalahan ini juga menjadi perhatian kementerian, kita terus mencari langkah-langkah penyelesaian. Alhamdulilah, masalah bullying sudah berkurang di Banda Aceh, meski belum hilang sepenuhnya," ujarnya.
Ia menambahkan, selain program tim keamanan itu, dinas juga berkoordinasi dengan kejaksaan, kepolisian hingga Dinas Syariat Islam di Banda Aceh untuk memberikan edukasi dan penguatan karakter siswa setiap Jumat pagi.
"Pada kegiatan tersebut, pihak kejaksaan, kepolisian, Dinas Syariat Islam dan lainnya memberikan penguatan nilai-nilai karakter kepada siswa agar mereka menjadi lebih baik," demikian Sulaiman Bakri.
Baca juga: Danrem Lilawangsa tegaskan tidak ada ruang radikalisme dan separatisme di Aceh
Pewarta: Rahmat FajriEditor : Febrianto Budi Anggoro
COPYRIGHT © ANTARA 2025