Polda Aceh dan Komnas Perempuan perkuat sinergi penanganan kekerasan

Banda Aceh (ANTARA) - Kepolisian RI Daerah (Polda) Aceh bersama Komisi Nasional (Komnas) Perempuan memperkuat koordinasi dan sinergi dalam menangani kasus kekerasan terhadap perempuan di provinsi ujung barat Indonesia tersebut

Kapolda Aceh Irjen Pol Marzuki Ali Basyah di Banda Aceh, Jumat, mengatakan penguatan koordinasi dan sinergi tersebut merupakan bagian dari komitmen bersama dalam meningkatkan kualitas layanan dalam penanganan kasus kekerasan terhadap perempuan.

"Dengan penguatan kolaborasi ini, kami ingin memastikan penanganan kasus kekerasan terhadap perempuan di wilayah hukum Polda Aceh dilakukan secara cepat, tepat, dan berkeadilan," kata Kapolda.

Pernyataan tersebut disampaikan Marzuki Ali Basyah dalam diskusi bersama Komnas Perempuan membahas dan menitikberatkan pada koordinasi, evaluasi, dan penguatan sinergi antarinstansi.

Baca juga: Senator Haji Uma pulangkan perempuan asal Jatim yang terlantar di Aceh

Dalam diskusi tersebut, Komnas Perempuan menyoroti masih tingginya angka kekerasan terhadap perempuan di Aceh serta kendala penanganan di lapangan.

Komnas Perempuan menekankan pentingnya layanan terpadu dan dukungan pemulihan bagi korban, baik psikologis maupun sosial korban agar mereka bisa kembali berdaya.

Marzuki Ali Basyah mengatakan Polda Aceh juga terus berupaya memperkuat peran polisi wanita (polwan) dalam menangani perempuan yang menjadi korban kekerasan.

"Polwan memiliki pendekatan yang lebih empati dan humanis. Oleh karena itu, mereka akan kami dorong untuk menjadi garda depan dalam pelayanan terhadap korban," kata jenderal bintang dua tersebut.

Kapolda menyebutkan pihaknya kini sedang menyiapkan aplikasi pelaporan khusus agar masyarakat bisa dengan mudah melapor jika terjadi kekerasan terhadap perempuan.

"Dengan sistem aplikasi ini, penanganan kekerasan terhadap perempuan oleh jajaran kepolisian di Aceh dapat dilakukan lebih cepat dan terintegrasi," kata Marzuki Ali Basyah.

Baca juga: 967 perempuan dan anak Aceh alami kekerasan selama 2025