Blangpidie (ANTARA) - Yayasan Supremasi Keadilan Aceh (SaKA) mengingatkan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) agar berhati-hati membayar proyek pengerukan muara dan kolam labuh Pelabuhan Perikanan (PPI) Lhok Pawoh, Manggeng, senilai Rp469 juta dari Dana Otonomi Khusus Aceh (DOKA) 2025.

Ketua SaKA, Miswar, di Blangpidie, Rabu, mengatakan, meskipun proyek tersebut telah dinyatakan selesai oleh pihak rekanan, tetapi kondisi muara kembali mengalami pendangkalan hanya beberapa hari setelah alat berat meninggalkan lokasi.

“Kemarin kami sudah ke lokasi lagi melihat kondisi proyek PPI Lhok Pawoh. Dari hasil yang kita dapatkan di lapangan, proyek itu memang sudah selesai. Tapi kini kondisi muara itu kembali dangkal,” katanya.

Ia menyebutkan, proyek yang dikerjakan oleh CV Kuta Makmur Perkasa itu rampung dalam waktu lima minggu. Tetapi, hasilnya tidak maksimal dan belum memberikan manfaat signifikan bagi nelayan setempat.

Baca: Pemerintah diminta evaluasi proyek pengerukan kolam labuh PPI Lhok Pawoh

“Ketika alat berat ekskavator sudah keluar dari lokasi, muara itu kembali dangkal. Jadi proyek itu sangat sedikit manfaatnya bagi masyarakat, tidak sebanding dengan anggaran yang dikeluarkan,” ujarnya.

Miswar menambahkan, pengerukan muara Lhok Pawoh telah beberapa kali dilakukan menggunakan anggaran pendapatan dan belanja kabupaten (APBK),  namun hasilnya tetap belum optimal.

“Dulu ada anggaran sekitar Rp200 juta, tapi hasilnya lebih lama dirasakan. Sekarang anggaran mencapai Rp469 juta, tapi beberapa hari sudah dangkal kembali. Artinya ada yang tidak beres dalam pengerjaan,” katanya.

Ia juga mengungkapkan bahwa proyek tersebut telah dilakukan Provisional Hand Over (PHO) oleh pihak rekanan kepada dinas terkait, bahkan saat pengerjaan masih berlangsung.

“Kita dapat info kalau proyek itu sudah di-PHO. Orang dinas dan rekanan langsung turun ke lokasi di saat proyek itu sedang dikerjakan. Tentu ini untuk mencari celah agar kubikasinya cukup. Tapi untuk apa kubikasinya cukup kalau tidak bisa dilalui oleh nelayan,” kata Miswar.



Pewarta: Suprian
Editor : M.Haris Setiady Agus
COPYRIGHT © ANTARA 2025