Banda Aceh (ANTARA) - Investor asal Blackstone Malaysia berniat membangun hub bunkering atau tempat penyediaan bahan bakar ke kapal dan shipyard (fasilitas industri kapal) internasional di wilayah Kota Sabang, Aceh.
"Pelabuhan di Sabang memiliki karakteristik yang cocok untuk pengembangan industri bunkering dan shipyard internasional," kata CEO Blackstone Malaysia, Datin Seri Vie Shantie Khan dalam keterangannya, di Banda Aceh, Kamis.
Pernyataan itu disampaikan Datin Seri Vie Shantie Khan setelah didampingi Gubernur Aceh, Muzakir Manaf beserta unsur lainnya berkunjung dan meninjau kawasan Kota Sabang.
Vie Shantie menyampaikan, berdasarkan hasil kajian awal timnya, menunjukkan Sabang memiliki daya tarik investasi yang kuat karena memiliki karakteristik untuk pengembangan industri hub bunkering.
Ia menyampaikan, Sabang memiliki potensi luar biasa, salah satunya ada pelabuhan CT-1 BPKS dengan panjang 430 meter dan draft 25 meter yang sangat ideal untuk sandaran kapal besar. Lalu, area teluk Sabang juga relatif terlindung, dan memungkinkan dibangun industrial yard serta fasilitas docking.
Kemudian, Sabang terletak di jalur pelayaran strategis dunia dengan sekitar 92 hingga 105 ribu kapal melintas setiap tahunnya. Tetapi, sejauh ini belum ada satupun pelabuhan di kawasan tersebut menjadi titik singgah utama kapal internasional.
Dirinya menyebutkan, dari bunkering di sepanjang Selat Malaka, saat ini sekitar 30 juta ton transaksi terjadi di Singapura dan 5,5 juta ton di Malaysia.
Maka, jika 1,5 juta ton saja dari total 50 juta ton lebih transaksi bunkering di Selat Malaka bisa dialihkan ke Sabang, ini dapat menjadi titik awal pertumbuhan ekonomi baru bagi Aceh.
“Kalau pembangunan bunkering di Sabang ini jadi, kita bisa menjangkau pasar 1,5 juta ton saja pada tahap awal, atau hanya 4,2 persen dari total bunkering di Selat Malaka itu sudah luar biasa. Sabang ini laluan yang paling hot," ujarnya.
Ia menambahkan, selain menargetkan pembangunan fasilitas bunkering, pihaknya juga merencanakan adanya fasilitas ship-to-ship transfer, serta kawasan layanan logistik yang dapat melayani kebutuhan industri minyak dan gas (oil and gas).
"Pemerintah melalui BPKS telah menyatakan komitmen dukungan dengan menyiapkan lahan di kawasan Balohan Sabang. Kami ingin menjadikan Sabang sebagai hub bunkering internasional dengan fasilitas lengkap,” kata Vie Shantie.
Baca juga: Imigrasi Sabang hadirkan inovasi PASLIBUR, layani pembuatan paspor di hari libur
Sementara itu, Gubernur Aceh, Muzakir Manaf menyampaikan bahwa Sabang memiliki potensi strategis untuk dikembangkan sebagai pusat kegiatan logistik dunia.
Menurutnya, posisi geografis Sabang yang berada di jalur utama pelayaran internasional menjadi keunggulan yang sangat kompetitif.
"Kita minta fokus pada pembangunan bunkering di Sabang. Berdasarkan data laluan kapal, kawasan ini dilintasi lebih dari 90 ribu kapal setiap tahun. Ini peluang besar untuk menjadikan Sabang sebagai pusat singgah kapal internasional," kata Muzakir Manaf.
Dalam kesempatan ini, Kepala BPKS Sabang, Iskandar Zulkarnaen menyatakan bahwa banyak kemudahan investasi yang ditawarkan di wilayah free trade zone (FTZ) Sabang.
“Kawasan FTZ Sabang dilengkapi dengan berbagai insentif, seperti bebas bea masuk, bebas pajak pertambahan nilai, serta kemudahan perizinan bagi investor asing. Penanaman modal asing dapat langsung diproses melalui BPKS,” ujar Iskandar.
Ia menyebutkan, Sabang memiliki 11 jetty, satu bandara, dan potensi energi panas bumi (geothermal) sebesar 82 megawatt di Jaboi yang belum dieksplorasi.
“Kombinasi antara pelabuhan laut dalam, energi terbarukan, dan fasilitas bebas pajak menjadikan Sabang lokasi investasi yang unik dan sangat kompetitif di kawasan regional,” katanya.
Selain sebagai kawasan ekonomi, lanjut dia, Sabang juga berperan penting dalam pertahanan, perikanan, dan pariwisata. Kawasan ini, telah dirancang dengan fasilitas pelabuhan multifungsi, termasuk layanan bunkering, pergantian awak kapal, dan offshore base operation untuk kegiatan lepas pantai.
“Sabang adalah pintu masuk kapal dari Samudra Hindia ke Asia. Dengan strategi yang tepat, kita dapat menciptakan ekosistem pelabuhan yang kuat dan menjadi pusat kegiatan maritim internasional,” demikian Iskandar.
Baca juga: Blackstone Malaysia tertarik kembangkan kilang peternakan di Aceh
Pewarta: Rahmat FajriEditor : Febrianto Budi Anggoro
COPYRIGHT © ANTARA 2025