Aceh Tamiang (ANTARA) - Sejumlah warga Aceh Tamiang menggelar aksi protes terkait parit isolasi hak guna usaha (HGU) PT Perkebunan Nusantara (PTPN) IV Regional enam Langsa yang telah menggerus badan jalan nasional di wilayah kabupaten setempat, Selasa.

“Tidak ada jarak dan pembatas antara parit dengan jalan raya sehingga bahu jalan sudah longsor sangat membahayakan bagi pengendara yang melintas,” kata Datok Penghulu (kepala desa) Paya Awe, Zulfikar, di Aceh Tamiang, Selasa.

Aksi protes tersebut dilaksanakan dengan memasang spanduk di tepi jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) Medan-Banda Aceh kawasan Desa Paya Awe, Kecamatan Karang Baru, Aceh Tamiang.

Aksi spontanitas warga yang dipimpin Zulfikar dan Kepala Kemukiman Simpang IV Kecamatan Karang Baru, M Ridwan ini menyoroti kondisi jalan aspal amblas akibat tergerus parit isolasi HGU PTPN IV yang bersebelahan dengan jalan lintas nasional tersebut.

Spanduk bertuliskan “Awas !!! Hati-Hati Jalan Longsor Akibat Parit PTPN” ini dipasang disebelah kiri jalan arah menuju Banda Aceh.

“Jika aksi pasang spanduk kami ini tidak diindahkan, maka warga akan menggelar aksi yang lebih besar lagi sampai keluhan kami disahuti perusahaan,” ujar Zulfikar.

Baca juga: Kejati Aceh titipkan 1.306,5 ha lahan perkebunan sitaan kepada PTPN
 

Dirinya menyampaikan, aksi protes ini didasari banyaknya kecelakaan terjadi di lokasi tersebut. Di mana, trek jalan di sana lurus dan minim penerangan, sehingga membuat pengguna jalan sering terperosok bila berselisih. 

“Korbannya pengendara sepeda motor, mobil bahkan truk angkutan sering kecelakaan masuk ke parit,” katanya.

Sejauh ini, lanjut Datok Zulfikar, pihaknya sudah menempuh segala cara agar PTPN IV turun ke lapangan menutup parit isolasi disepanjang jalan nasional tersebut. Jika tidak ada solusi, maka akses jalan bakal terputus dan korban Lakalantas terus berjatuhan.

“Kita sudah berulang kali menyampaikan dengan menyurati kepada pihak PTPN, tapi tetap tidak diindahkan. Sedikitpun mereka tidak merespon apa yang kami sampaikan, padahal kami hanya tidak ingin terjadi lagi kecelakaan di tempat ini,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Mukim Kemukiman Simpang IV Kecamatan Karang Baru, Muhammad Ridwan mengingatkan agar perusahaan plat merah tersebut dapat segera menindak lanjuti keluhan warga. 

Kondisi parit isolasi ini sudah sangat membahayakan, terutama bagi para pengendara yang melintas malam hari. Parit tapal batas antara HGU PTPN IV dan jalan raya tersebut dibangun sepanjang tiga kilometer meliputi Simpang Paya Awe dan Simpang Paya Kulbi.

Ridwan juga menyampaikan bahwa saat ini proses perpanjangan HGU PTPN IV Regional 6 sedang berlangsung, dan diharapkan apa yang menjadi hak masyarakat dapat dipatuhi  perusahaan.

"Sehingga kehadiran perusahaan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat lokal, bukan sebaliknya," kata Ridwan.

Baca juga: Polisi tangkap dua pencuri sawit di Aceh Tamiang
 

Terkait hal ini, Humas PTPN IV Regional 6, Febriansyah mengatakan sudah merespon keluhan warga setempat terkait dampak parit isolasi di wilayah kerja unit kebun lama tersebut. 

Pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan manajemen kebun lama, dan dalam waktu dekat segera diperbaiki pada titik lokasi parit yang berdampak terhadap kerusakan badan jalan tersebut.

“Hal ini menjadi prioritas kami agar tidak lagi membahayakan para pengguna jalan,” ujarnya.

Dirinya menambahkan, perusahaan juga bakal mengevaluasi terkait aturan dan teknis keberadaan parit isolasi tersebut, sehingga langkah perbaikan yang diambil benar-benar memberikan manfaat, baik bagi perusahaan maupun masyarakat sekitar.

“Harapan kami, masyarakat dapat tetap tenang dan bersinergi bersama perusahaan, karena tujuan kami adalah menghadirkan kebermanfaatan, menjaga keselamatan, dan mendukung pembangunan daerah,” demikian Febriansyah.

Baca juga: Holding Perkebunan Nusantara ekspor teh ke Amerika Serikat



Pewarta: Dede Harison
Editor : Febrianto Budi Anggoro
COPYRIGHT © ANTARA 2025