Aceh Barat (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Barat membentuk Satuan Tugas (Satgas) Program Wajib Belajar 13 Tahun dan Penanganan Anak Tidak Sekolah Kabupaten Aceh Barat sebagai upaya mengatasi banyaknya putra putri daerah itu putus sekolah.
“Satgas ini akan bekerja lintas sektor dengan melibatkan Dinas Pendidikan, perangkat gampong, tokoh masyarakat, hingga lembaga sosial,” kata Bupati Aceh Barat Tarmizi di Aceh Barat, Jumat.
Tarmizi mengatakan pemerintah daerah menaruh perhatian serius terhadap masalah pendidikan setelah data terbaru mencatat jumlah anak putus sekolah di daerah itu mencapai 1.106 orang. Kondisi ini dinilai mengkhawatirkan karena berpotensi mempengaruhi kualitas sumber daya manusia di masa depan jika tidak segera ditangani.
“Anak putus sekolah adalah mereka yang berhenti mengikuti pendidikan formal sebelum menuntaskan jenjang yang seharusnya,” kata Tarmizi.
Adapun faktor penyebab putus sekolah beragam, mulai keterbatasan ekonomi keluarga, kurangnya kesadaran akan pentingnya pendidikan, hingga masalah akses dan motivasi belajar.
Tarmizi menegaskan satgas diberi mandat penuh untuk menyusun rencana kerja, melaksanakan program, menyiapkan regulasi, hingga melakukan evaluasi terkait penanganan anak putus sekolah.
Baca: Pemkab Aceh Barat tunjuk Panti Asuhan Suci Hati lokasi Sekolah Rakyat Rintisan
“Satgas harus bekerja maksimal untuk memastikan tidak ada lagi anak Aceh Barat yang kehilangan haknya untuk belajar,” ujarnya.
Langkah strategis lain yang ditempuh adalah memperkuat kolaborasi dengan gampong sebagai ujung tombak pembangunan manusia. Melalui MoU antara Bupati dengan para kepala desa, dan gampong (desa) diberi peran aktif dalam mendeteksi dini potensi anak putus sekolah serta melakukan pemantauan berkelanjutan.
Selain Satgas, Pemkab Aceh Barat juga menyiapkan sejumlah program prioritas, di antaranya, pendataan berbasis gampong untuk memastikan akurasi jumlah anak putus sekolah. Program TERAS (Teman Edukasi dan Belajar di Sekolah), SELARAS (Sediakan dan Lengkapi Sarana Prasarana Sekolah).
PRESTASI (Beasiswa untuk Siswa Miskin Berprestasi), dan BALSEM (Bantuan Alat Sekolah untuk Keluarga Miskin) dan kampanye kesadaran pendidikan melalui tokoh agama, adat, dan media lokal.
Dengan langkah terpadu ini, Pemkab Aceh Barat menargetkan penurunan angka anak putus sekolah secara bertahap.
“Program Ini bukan sekadar program, melainkan investasi jangka panjang untuk menyiapkan generasi muda Aceh Barat yang cerdas, sehat, dan siap menghadapi tantangan pembangunan,” kata Tarmizi.
Baca: Bupati Aceh Barat antar anaknya saat hari pertama masuk sekolah, ini maknanya
Pewarta: Teuku Dedi IskandarEditor : M.Haris Setiady Agus
COPYRIGHT © ANTARA 2025