Aceh Barat (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat di wilayah pantai barat selatan Aceh, agar mewaspadai potensi hujan lebat disertai angin kencang dan petir yang dapat terjadi sejak sore hingga malam hari.

“Umumnya hujan terjadi secara lokal, tidak merata,” kata Prakirawan Stasiun BMKG Meulaboh-Nagan Raya, Yoga Al Ma’ruf kepada ANTARA, Kamis.

Ia mengatakan, potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat tersebut, dapat terjadi di sejumlah wilayah kabupaten/kota di pantai barat selatan Aceh, meliputi
Kabupaten Aceh Jaya, Kabupaten Aceh Barat, Kabupaten Nagan Raya, Kabupaten Aceh Barat Daya.

Baca juga: BMKG: Asap karhutla di Aceh Selatan bisa menyebar ke kabupaten lain

Kemudian Kabupaten Aceh Selatan, Kota Subulussalam Aceh, Kabupaten Aceh Singkil, serta Kabupaten Simeulue yang merupakan pulau terluar di wilayah Aceh.

Yoga mengatakan, berdasarkan pengamatan citra satelit, kata dia, ketinggian permukaan angin terpantau hingga 3.000 feet dengan kecepatan berkisar antara 5-25 kilometer per jam.

 “Jika melihat dari arah tiupan angin, umumnya bertiup ke arah barat daya,” kata Yoga menambahkan.

Selain itu, suhu udara di wilayah pantai barat selatan Aceh juga terpantau berkisar antara 23-31 derajat celcius, dengan kelembaban udara berkisar antara 70 sampai
dengan 97 persen.

BMKG juga mengimbau masyarakat agar senantiasa waspada dengan potensi hujan lebat disertai angin kencang dan petir, karena dikhawatirkan dapat mengganggu aktivitas masyarakat sejak sore hingga malam hari.

Sedangkan cuaca pada dini hari hingga pagi dan siang hari, terpantau berawan dan berawan tebal, serta belum terdapat potensi hujan pada pagi hingga siang hari. 

Selain itu, BMKG juga mengimbau masyarakat agar tidak melakukan aktivitas pembakaran lahan atau membuang sumber api rokok ke sembarangan tempat, karena dapat memicu terjadinya kebakaran lahan.

Masyarakat juga diimbau senantiasa waspada apabila membakar sampah khususnya di lokasi yang terdapat lahan gambut, karena dapat memicu terjadinya kebakaran hutan dan lahan, demikian Yoga Al Ma’ruf.

Yoga mengatakan penyebab terjadinya kebakaran hutan dan lahan seperti yang selama ini terjadi di sejumlah daerah di Aceh, yaitu adanya aktivitas pembukaan
lahan dengan cara dibakar.

Kemudian bencana kebakaran lahan ini juga terjadi akibat kelalaian warga yang membuang puntung rokok secara sembarangan, sehingga berpotensi terjadinya kebakaran lahan.

Baca juga: BMKG: Karhutla masih berpeluang terjadi di Aceh selama Agustus 2025



Pewarta: Teuku Dedi Iskandar
Editor : Febrianto Budi Anggoro
COPYRIGHT © ANTARA 2025