Banda Aceh (ANTARA) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Aceh menghadirkan modul digitalisasi sistem pembayaran sebagai upaya pemberian literasi keuangan di era digital kepada mahasiswa di tanah rencong.
"Modul ini diharapkan menjadi panduan pembelajaran mahasiswa dalam memahami sistem pembayaran nasional di era digital," kata Kepala Perwakilan BI Aceh, Agus Chusaini, di Banda Aceh, Rabu.
Modul digitalisasi sistem pembayaran tersebut dilaunching dalam kegiatan pembinaan akademik dan karakter mahasiswa baru (Pakarmaru) Universitas Syiah Kuala (USK) 2025, di Gedung AAC Dayan Dawood, di Banda Aceh.
Baca juga: Bank Indonesia: Program WUBI bantu UMKM naik kelas
Modul ini disusun secara sinergi antara Kantor Perwakilan BI Aceh, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Aceh, Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Kementerian Keuangan Kantor Wilayah Aceh, USK Banda Aceh, Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry, dan Universitas Muhammadiyah Aceh (Unmuha).
Agus mengatakan, transformasi digital di sektor ekonomi dan keuangan nasional terus melaju pesat atas dorongan tiga faktor strategis, yaitu meningkatnya partisipasi generasi milenial, Z, dan Alpha dalam perekonomian, derasnya inovasi pembayaran digital, serta semakin kuatnya interkoneksi pembayaran lintas negara.
Indonesia, kata dia, saat ini memiliki demografi digital yang besar, dengan 53,81 persen populasi adalah generasi milenial dan gen Z cakap teknologi.
"Data menunjukkan, pengguna kartu debit/kredit mencapai 270 juta, akun uang elektronik 756 juta, dan akun mobile banking 711 juta. Potensi ini menjadi modal utama membangun ekosistem keuangan digital yang inklusif dan berdaya saing,” ujarnya.
Selain itu, lanjut dia, saat ini penetrasi smartphone di Indonesia di urutan keempat terbanyak di dunia setelah Tiongkok, India, dan Amerika Serikat. Fenomena tersebut, mendorong pesatnya perkembangan fintech dan e-commerce di tanah air.
Pada 2024, transaksi QRIS secara nasional meningkat 49,4 persen secara tahunan (year-on-year) dan BI-FAST melonjak 81,3 persen, mencerminkan tingginya akseptasi masyarakat terhadap layanan pembayaran digital.
QRIS, yang merupakan game changer sistem pembayaran, dinilai mampu menyatukan berbagai QR Code pembayaran menjadi satu standar nasional yang cepat, mudah, murah, aman, dan andal.
"Tak hanya itu, QRIS cross border kini mempermudah transaksi lintas negara, khususnya untuk pariwisata dan perdagangan UMKM, serta mendukung penggunaan mata uang lokal melalui skema local currency transaction (LCT)," katanya.
Meski prospek digitalisasi menjanjikan, Agus mengingatkan adanya tantangan yang harus diwaspadai. Survei menunjukkan indeks literasi digital Indonesia berada pada angka 3,54 dari skala 5, dengan catatan rendahnya kesadaran masyarakat terhadap Perlindungan Data Pribadi (PDP).
Kemudian, masih terdapat gap 9,59 persen antara tingkat inklusi keuangan dan literasi keuangan, yang menunjukkan sebagian masyarakat belum sepenuhnya memahami fitur layanan keuangan maupun manajemen keuangan pribadi.
Risiko lainnya meliputi meningkatnya shadow banking, impor barang konsumsi berlebihan, risiko siber, penipuan (fraud) dengan modus social engineering, persaingan usaha tidak sehat, hingga penyalahgunaan data pribadi.
"Oleh karena itu, penguatan infrastruktur pembayaran, kolaborasi industri, serta perlindungan konsumen menjadi kunci," ujarnya.
Dalam kesempatan ini, dirinya juga menegaskan, keberhasilan transformasi digital tidak hanya bergantung pada teknologi, tetapi juga sinergi semua pihak, baik itu regulator, pemerintah, pelaku industri, akademisi, dan masyarakat untuk membangun ekosistem yang inklusif, aman, dan berkelanjutan.
Maka dari itu, ia mengajak mahasiswa Aceh untuk menjadi garda terdepan dalam menjaga keamanan data pribadi serta ikut membantu memajukan ekonomi digital di tanah air.
"Mahasiswa, khususnya di Aceh, harus menjadi garda terdepan dalam menjaga keamanan data pribadi, menggunakan produk keuangan secara bijak, dan berkontribusi aktif dalam mendorong kemajuan ekonomi digital Indonesia," demikian Agus Chusaini.
Baca juga: Kolaborasi BNNP dan BI Aceh ajak warga beralih tanam ganja ke cabai
Pewarta: Rahmat FajriEditor : Febrianto Budi Anggoro
COPYRIGHT © ANTARA 2025