Aceh Timur (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinses) Kabupaten Aceh Timur menyatakan seorang warga yang menjalani perawatan di Puskesmas karena mengeluh sakit setelah menghirup bau tak sedap dari sumur migas, hasil diagnosa dokter menunjukkan sakit lambung.
"Pada saat pemeriksaan dokter Puskesmas, pasien diagnosa gastritis atau sakit di lambung. Kemudian, pasien berikan obat lambung dan kini sudah membaik," kata Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Timur Mulyani di Aceh Timur, Selasa.
Sebelumnya, korban bernama Mariana (36), warga Desa Panton Rayeuk T, Kecamatan Banda Alam, Kabupaten Aceh Timur, dirawat di Puskesmas setelah menghirup bau tak sedap atau diduga gas saat berada di kebunnya sekitar 1,5 kilometer dari sumur migas AS9 milik PT Medco E&P Malaka.
Baca juga: Industri Energi Bergerak Penuhi ESG untuk Masa Depan Berkelanjutan
Kejadian itu terjadi pada Sabtu (9/8) sekira pukul 13.00 WIB. Awalnya Mariana tiba-tiba mengalami gejala muntah-muntah, mual dan kepala pusing setelah menghirup bau tidak sedap, sehingga korban harus dirawat di puskesmas.
"Setelah menjalani perawatan di Puskesmas, pasien meminta dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah Zubir Mahmud. Kini, pasien dirawat di rumah sakit tersebut," kata Mulyani.
Bupati Aceh Timur Iskandar Usman Al-Farlaky mengatakan pemerintah daerah segera menurunkan tim memeriksa keluhan masyarakat terkait bau menyengat diduga dari aktivitas pembersihan sumur migas milik PT Medco E&P Malaka.
"Pemerintah Kabupaten Aceh Timur segera menurunkan tim memeriksa dan memastikan kebenaran informasi bau menyengat yang dikeluhkan masyarakat dari aktivitas sumur migas," kata Iskandar Usman Al-Farlaky.
Baca: Cara Petani Aceh Timur Bertahan di Tengah Ancaman Perubahan Iklim
Sementara itu, PT Medco E&P Malaka menegaskan komitmennya terhadap aspek keselamatan lingkungan serta keselamatan pekerja dan masyarakat di sekitar perusahaan.
Senior Communication Medco E&P Leony Lervyn mengatakan komitmen tersebut sebagai respons laporan warga Desa Panton Rayeuk T yang diduga mengalami keracunan akibat pembersihan sumur minyak AS9.
"Saat ini, perusahaan sedang melaksanakan kegiatan perawatan fasilitas produksi secara nonrutin dan terencana. Keselamatan masyarakat, pekerja, lingkungan, dan fasilitas produksi merupakan prioritas utama kami," kata Leony Lervyn.
Leony menuturkan tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk menjaga keandalan operasional serta memastikan pasokan energi yang aman dan berkelanjutan.
"Kami juga memastikan bahwa seluruh operasi kami berjalan sesuai dengan standar operasional prosedur serta peraturan yang berlaku," kata Leony Lervyn.
Kepala Divisi Formalitas dan Hubungan Eksternal Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA) Agus Rusli mengatakan Medco E&P telah menjalankan perawatan fasilitas produksi mengutamakan aspek keselamatan dan perlindungan lingkungan.
"BPMA memastikan bahwa seluruh kegiatan kontraktor kontrak kerja sama, termasuk Medco E&P, telah memenuhi regulasi dan standar keselamatan industri hulu migas," kata Agus Rusli.
Baca: Bupati Aceh Timur alihkan anggaran mobil dinas untuk jembatan
Pewarta: HayaturrahmahEditor : M.Haris Setiady Agus
COPYRIGHT © ANTARA 2025