Blora (ANTARA) - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan keuntungan dari produksi sumur minyak rakyat adalah sekitar Rp2 juta/hari.
Meski produksinya tergolong kecil, pemerintah terus memperkuat ketahanan energi nasional dengan mendukung optimalisasi sumur-sumur minyak dan gas yang ada, seperti sumur tua dan sumur rakyat di Kabupaten Blora, Jawa Tengah, dan juga di Aceh. Tujuannya sebagai bagian dari strategi mewujudkan swasembada energi nasional.
"Pemerintah sangat berkomitmen dalam peningkatan produksi migas nasional melalui peningkatan produksi dari sumur tua maupun sumur rakyat," kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia saat meninjau Lapangan Migas (minyak dan gas) Ledok, salah satu sumur tua di wilayah kerja Pertamina EP Cepu, Blora, Jawa Tengah, Kamis (17/7).
Baca juga: Legalisasi Izin sumur minyak rakyat, begini syaratnya
Bahlil mengungkapkan bahwa satu sumur rakyat dapat menghasilkan antara tiga hingga lima barel per hari. Dengan asumsi harga minyak mentah Indonesia (ICP) sebesar 70 dolar AS per barel dan porsi bagi hasil 70 persen, maka keuntungan dari satu barel mencapai sekitar 49 dolar AS.
Artinya, satu sumur bisa menghasilkan sekitar 150 dolar AS per hari atau lebih dari Rp2 juta.
Sumur tua yang dimaksudkan merupakan sumur minyak bumi yang dibor sebelum tahun 1970 dan tidak lagi dikelola kontraktor aktif, menjadi fokus utama dalam peningkatan produksi.
Sedangkan pemanfaatannya diperkuat lewat penerbitan Peraturan Menteri ESDM Nomor 14 Tahun 2025 tentang Kerja Sama Pengelolaan Bagian Wilayah Kerja untuk Peningkatan Produksi Migas.
Regulasi tersebut juga membuka peluang bagi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), koperasi, dan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) untuk turut mengelola sumur-sumur marginal, dengan tetap memperhatikan aspek keselamatan, keberlanjutan, dan tata kelola yang baik.
"Agar lifting minyak meningkat dan masyarakat bisa bekerja tanpa rasa was-was, tidak ada lagi oknum yang menakuti mereka, hasilnya bisa dijual ke Pertamina dengan harga layak. Ini bisa membuka lapangan kerja," ujar Bahlil.
Baca juga: Pemkab Aceh Timur andalkan BUMD legalisasi sumur minyak rakyat
Selain itu, kata dia, masyarakat bisa menjalankan aktivitas secara legal dan aman, sehingga lingkungan tetap terjaga.
Pemanfaatan sumur tua dinilai strategis karena infrastruktur dan cadangan sudah tersedia, sehingga lebih efisien dari sisi biaya. Pemerintah menargetkan kontribusi signifikan dari sumur tua dan rakyat untuk mengejar target produksi nasional sebesar 1 juta barel per hari.
Selain memperkuat ketahanan energi, aktivitas ini juga berdampak langsung pada penciptaan lapangan kerja dan peningkatan ekonomi masyarakat.
"Satu sumur bisa menyerap hingga 10 tenaga kerja. Ini membuka lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat sekitar," ujarnya.
Lapangan Cepu sendiri mencakup delapan struktur sumur produksi aktif yang dikelola bersama antara Pertamina EP sebagai Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) dan mitra lokal seperti Koperasi Unit Desa (KUD) dan BUMD. Struktur tersebut meliputi Wonocolo, Dandangilo, Ngrayong, Ledok, Semanggi, Banyubang, Gegunung, dan Gabus.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pemerintah dukung swasembada energi lewat optimalisasi sumur tua Blora
Pewarta: Akhmad NazaruddinEditor : Febrianto Budi Anggoro
COPYRIGHT © ANTARA 2025