Aceh Barat (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, Geofisika mengingatkan masyarakat yang berdomisili di wilayah pantai barat selatan Aceh, agar mewaspadai potensi hujan lebat disertai angin kencang selama dua hari ke depan.
“Berdasarkan pengamatan citra satelit, potensi hujan yang sudah terjadi sejak dua hari belakangan ini di wilayah pantai barat selatan Aceh karena adanya pola siklonik di wilayah barat daya Samudera Hindia,” kata prakirawan Stasiun BMKG Meulaboh-Nagan Raya, Aceh, Gilang Yusuf kepada ANTARA, Senin pagi.
Akibat pola siklonik tersebut, kata Gilang, menyebabkan terjadi penumpukan massa udara di wilayah sekitar Aceh, sehingga menyebabkan pembentukan awan hujan diantaranya seperti awan cumulonimbus atau nimbostratus atau sejenisnya.
Baca juga: BMKG imbau warga hindari lereng gunung cegah bencana alam
Seperti diketahui, awan siklonik merupakan awan yang terkait dengan sistem tekanan rendah, seperti siklon tropis. Ada beberapa jenis awan yang sering dikaitkan dengan siklonik, termasuk awan cumulonimbus, nimbostratus, altostratus, altocumulus, dan cirrus.
awan cumulonimbus merupakan awan ini sangat besar dan tebal, sering kali mencapai ketinggian yang sangat tinggi dan mampu menyebabkan cuaca ekstrem seperti hujan deras, petir, dan bahkan angin puting beliung hingga tornado.
Sedangkan awan nimbostratus merupakan awan hujan atau awan mendung, berwarna abu-abu merata, dan sering muncul beberapa waktu sebelum hujan turun.
Gilang menjelaskan pola siklonik yang saat ini terjadi di wilayah pantai barat selatan Aceh merupakan awan yang baru saja ‘matang’, sehingga potensi hujan ringan, sedang hingga lebat diprakirakan dapat terjadi hingga Rabu, 16 Juli 2025 mendatang.
Ada pun potensi hujan tersebut dapat terjadi pada pagi hingga malam hari, atau dapat terjadi pada dini hari maupun di sepanjang hari.
Oleh karena itu, BMKG mengimbau masyarakat agar dapat menjauhi wilayah pinggiran sungai, tebing gunung atau daerah yang banyak pepohonan karena pola siklonik yang terjadi saat ini, dapat mengakibatkan meluapnya aliran sungai serta terjadinya angin kencang, sehingga berpotensi terjadinya bencana alam seperti pohon tumbang atau bencana alam lainnya, demikian Gilang Yusuf.
Baca juga: BMKG: Karhutla masih berpeluang terjadi di pantai barat Aceh selama Juli 2025
Pewarta: Teuku Dedi IskandarEditor : Febrianto Budi Anggoro
COPYRIGHT © ANTARA 2025