Banda Aceh (ANTARA) - PT Hutama Karya (Persero) memperoleh kepercayaan untuk merehabilitasi jaringan irigasi di 11 kabupaten/kota di Aceh dan tiga kabupaten di Provinsi Riau.
"Rehabilitasi jaringan irigasi ini merupakan langkah strategis dalam mendorong peningkatan produktivitas pertanian di Aceh dan Riau," kata EVP Sekretaris Perusahaan Hutama Karya, Adjib Al Hakim dalam keterangan diterima di Banda Aceh, Kamis.
Ia menjelaskan kedua proyek infrastruktur strategis nasional tersebut merupakan bagian dari Program Optimasi Lahan (OPLAH) Kementerian Pertanian untuk mendukung pencapaian swasembada pangan nasional sebagaimana diamanatkan dalam Asta Cita poin 2 Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Baca juga: HK: Libur I Muharram pengguna Tol Sibanceh naik 53 persen
Ia mengatakan pihaknya kembali memperoleh kepercayaan untuk menggarap infrastruktur strategis nasional dengan meraih dua kontrak rehabilitasi jaringan irigasi di Provinsi Aceh dan Provinsi Riau dari Kementerian Pekerjaan Umum (PU).
Pihaknya telah melakukan penandatanganan kontrak untuk proyek di Provinsi Aceh dihadiri Kepala Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air (SNVT PJPA) Sumatera I, Azriyan serta PPK Irigasi dan Rawa I, Fajarullah Mufti.
Ia mengatakan kedua proyek tersebut akan mulai dimobilisasi pada minggu pertama Juli 2025 dengan target rampung pada Oktober 2025.
"Seluruh pendanaan proyek ini bersumber dari APBN Tahun 2025," katanya.
Hutama Karya berkomitmen mendukung program pemerintah untuk mewujudkan swasembada pangan 2025.
Pihaknya berharap proyek tersebut dapat meningkatkan intensitas tanam dari satu kali menjadi dua kali per tahun, sehingga produktivitas lahan petani dapat meningkat secara signifikan.
Lebih lanjut Adjib mengatakan ruang lingkup rehabilitasi mencakup pekerjaan perencanaan detail desain, normalisasi saluran, rehabilitasi bangunan struktur, hingga pergantian pintu air yang rusak.
Adapun komponen utama infrastruktur yang direhabilitasi meliputi saluran primer, sekunder, tersier dan pintu air.
“Rehabilitasi ini akan berdampak langsung sekitar 150 kelompok tani di kedua provinsi, yang tersebar kurang lebih 150 desa dan dengan pasokan air irigasi yang lebih andal, petani berpeluang meningkatkan intensitas tanam hingga Indeks Pertanaman 2 (IP2).
Dalam pelaksanaannya, Hutama Karya akan menggunakan teknologi digital construction untuk mempercepat dan meningkatkan akurasi pekerjaan.
Di Aceh akan digunakan teknologi LiDAR untuk pemetaan, sementara di Riau akan menggunakan drone untuk survei dan pemetaan lokasi pekerjaan.
Kehadiran kedua proyek ini turut mendorong dampak ekonomi di tingkat lokal melalui penyerapan tenaga kerja lokal dengan mempekerjakan masyarakat setempat.
Baca juga: HK buka Tol Sibanceh Seksi I selama libur Idul Adha
Pewarta: M IfdhalEditor : Febrianto Budi Anggoro
COPYRIGHT © ANTARA 2025