Bangkok (ANTARA) - Musibah kecelakaan maut pesawat penumpang Boeing Dreamliner 787-8 pada 12 Juni di dekat Bandara Ahmedabad, India, mengakibatkan 241 penumpang meninggal dunia.
Merespon insiden itu, Pemerintah India mempertimbangkan untuk sementara menghentikan operasional seluruh pesawat jenis Boeing yang digunakan oleh maskapai-maskapai India.
Hal itu dilaporkan oleh stasiun penyiaran NDTV pada Jumat, mengutip sumber yang memahami persoalan yang terjadi.
Baca juga: Kecelakaan maut, pesawat Jeju Air jatuh di Korsel akibatkan 179 orang meninggal
Sebelumnya, pada Kamis (12/6), pesawat Boeing Dreamliner 787-8 tujuan London jatuh beberapa menit setelah lepas landas dari bandara di Kota Ahmedabad, India bagian barat.
Maskapai penerbangan Air India memastikan terdapat 242 orang di dalam pesawat, termasuk dua pilot dan sepuluh awak kabin. Dari jumlah tersebut, 241 orang dilaporkan meninggal dalam insiden tragis tersebut.
Laporan tersebut menyebutkan bahwa seluruh armada pesawat jenis ini yang beroperasi untuk maskapai India kemungkinan besar akan grounded atau dilarang terbang sementara untuk pemeriksaan keselamatan.
Diskusi terkait hal itu juga tengah berlangsung antara otoritas India dan badan terkait di Amerika Serikat, tambah NDTV. Keputusan akhir akan diambil berdasarkan hasil investigasi kecelakaan.
Baca juga: Fakta terungkap dari insiden pesawat jatuh di Azerbaijan
Menurut laporan tersebut, maskapai Air India juga mungkin akan diselidiki terkait prosedur operasional standar mereka dalam pemeliharaan pesawat.
Pihak Boeing Company dan GE Aerospace -- perusahaan pembuat mesin pesawat yang digunakan dalam penerbangan tersebut -- telah berkomitmen untuk mendukung penuh proses investigasi musibah tersebut.
Sebelumnya, stasiun televisi News 18 di India juga melaporkan, mengutip sumber internal, bahwa kegagalan kedua mesin pesawat diduga menjadi penyebab jatuhnya pesawat tersebut.
Sumber: Sputnik-OANA
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: India kaji larangan sementara Boeing 787-8 usai musibah di Ahmedabad
Pewarta: PrimayantiEditor : Febrianto Budi Anggoro
COPYRIGHT © ANTARA 2025