Banda Aceh (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Besar menyatakan terus mengoptimalkan sosialisasi berbagai jenjang hingga gampong/desa dalam wilayah itu guna mewujudkan imunisasi lengkap pada seluruh balita.
“Kita tidak pernah berhenti untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat akan pentingnya imunisasi lengkap pada anak, karena capaian imunisasi lengkap di Aceh Besar masih sangat rendah hal ini berdampak pada risiko tinggi mengalami kejadian luar biasa penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I),” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Aceh Besar Rina Karmila di Lambaro, Selasa.
Ia menjelaskan Imunisasi adalah pemberian vaksin untuk melindungi tubuh atau membuat tubuh kebal terhadap penyakit tertentu. Di mana pemberian imunisasi dapat memberikan sistem kekebalan tubuh yang lebih kuat sehingga merangsang terbentuknya zat antibodi.
“Imunisasi itu adalah hak setiap anak, orang tua mempunyai kewajiban untuk memenuhi hak anak tersebut. Pemberian vaksin akan melindungi tubuh anak terhadap infeksi sejumlah penyakit menular di masa mendatang,” katanya.
Ia menyebutkan total sasaran imunisasi di Kabupaten Aceh Besar tahun 2025 sebanyak 7.019 anak dan ditargetkan dapat tercapai 100 persen, namun yang baru tercapai sebesar 8,9 persen hingga April 2025.
Karena itu ia mengajak seluruh gampong dalam kabupaten Aceh Besar melalui Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) untuk mengintensifkan sosialisasi dan mengajak masyarakat melakukan imunisasi lengkap untuk anaknya.
Imunisasi rutin lengkap terdiri dari imunisasi dasar dan lanjutan di antaranya imunisasi dasar lengkap, bayi berusia kurang dari 24 jam diberikan imunisasi Hepatitis B (HB-0), usia 1 bulan diberikan (BCG dan Polio 1), usia 2 bulan diberikan (DPT-HB-Hib 1 dan Polio 2), usia 3 bulan diberikan (DPT-HB-Hib 2 dan Polio 3), usia 4 bulan diberikan (DPT-HB-Hib 3, Polio 4 dan IPV atau Polio suntik), dan usia 9 bulan diberikan (Campak atau MR).
Untuk imunisasi lanjutan, bayi bawah dua tahun usia 18 bulan diberikan imunisasi (DPT-HB-Hib dan Campak/MR), kelas 1 SD/madrasah/sederajat diberikan (DT dan Campak/MR), kelas 2 dan 5 SD/madrasah/sederajat diberikan (Td).
Kemudian vaksin Hepatitis B (HB) diberikan untuk mencegah penyakit Hepatitis B yang dapat menyebabkan kerusakan hati yang parah, termasuk pengerasan hati (sirosis) yang berujung pada kegagalan fungsi hati dan kanker hati. Imunisasi BCG diberikan guna mencegah penyakit tuberkulosis.
Imunisasi Polio tetes diberikan empat kali pada usia 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan dan 4 bulan untuk mencegah lumpuh layu. Imunisasi polio suntik pun diberikan satu kali pada usia 4 bulan agar kekebalan yang terbentuk semakin sempurna.
Imunisasi Campak diberikan untuk mencegah penyakit campak yang dapat mengakibatkan radang paru berat (pneumonia), diare, radang otak, hingga kebutaan. Imunisasi MR diberikan untuk mencegah penyakit campak sekaligus rubella.
Rubella pada anak merupakan penyakit ringan, namun apabila menular ke ibu hamil, terutama pada periode awal kehamilannya, dapat berakibat pada keguguran atau bayi yang dilahirkan menderita cacat bawaan, seperti tuli, katarak, dan gangguan jantung bawaan.
Vaksin DPT-HB-HIB diberikan guna mencegah enam penyakit, yakni Difteri, Pertusis, Tetanus, Hepatitis B, serta Pneumonia (radang paru) dan Meningitis (radang selaput otak) yang disebabkan infeksi kuman Hib.
Pihaknya juga berharap dukungan dari berbagai pemangku kepentingan di kabupaten itu guna menyukseskan program imunisasi lengkap kepada anak sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan anak di Kabupaten Aceh Besar.
Baca juga: Dinkes: Sebanyak 13.587 anak jadi sasaran imunisasi di Simeulue
Pewarta: M IfdhalEditor : Febrianto Budi Anggoro
COPYRIGHT © ANTARA 2025