Banda Aceh (ANTARA) - Sebanyak 30 kaligrafer di Aceh menyalin ulang manuskrip kuno Mushaf Baiturrahman peninggalan salah seorang Imam Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh, pada masa kolonial Belanda.
“Mushaf yang disalin ini merupakan naskah Al Quran yang ditemukan dalam pelukan seorang imam masjid yang mati syahid saat mempertahankan Masjid Raya Baiturrahman dari kolonial Belanda sekitar abad ke-18,” kata Koordinator Bidang Kaligrafi Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur'an (LPTQ) Aceh, di Banda Aceh, Rabu.
Dia mengatakan bahwa penyalinan ini dilakukan berdasarkan versi digital Mushaf Baiturrahman asli, yang saat ini disimpan di University of Leiden, Belanda. Mushaf tersebut dibawa ke Belanda pada 27 April 1974, setelah sebelumnya sempat berada di Batavia selama satu tahun.
Baca juga: Pemkab Aceh Barat gelar pawai ta'aruf MTR 2025, begini harapan bupati
“Kami dapatkan bentuk digitalnya dari seorang dosen Filologi asal Aceh Bapak Hermansyah saat berkunjung ke sana. Beliau juga yang menginisiasi agar mushaf ini disalin kembali,” katanya.
Iqbal mengungkapkan bahwa Mushaf Baiturrahman memiliki beberapa perbedaan dibandingkan mushaf Al Quran pada umumnya. Mushaf ini memiliki simbol tajwid bahkan lengkap dengan makharijul huruf, serta keterangannya.
“Selain itu, kalau mushaf biasa satu juz sama jumlah halamannya hampir sepuluh lembar, tapi kalau mushaf ini acak jumlah halamannya,” katanya.
Karena keunikan dan nilai sejarahnya, dia mengatakan Pemerintah Aceh berinisiatif untuk menyalin ulang Mushaf Baiturrahman. Tujuannya agar masyarakat Aceh tidak perlu ke Belanda untuk melihat mushaf kuno tersebut.
“Sehingga dicarilah 30 penulis seluruh Aceh untuk menyalin ulang mushaf ini, satu orang menuliskan satu juz,” katanya.
Dia mengatakan, penyalinan mushaf kuno ini telah dimulai sejak 5 Maret 2025. Hingga saat ini, sudah 21 juz yang telah selesai disalin di atas kertas berukuran 59x84 cm.
Penyalinan ini ditargetkan selesai pada 16 Maret karena mushaf yang telah ditulis akan dijilid dan dipamerkan di Masjid Raya Baiturrahman pada 17 Ramadhan yang jatuh pada 17 Maret 2025.
“Nantinya akan dipamerkan di Masjid Raya Baiturrahman, dan di sana akan dibuatkan museum khusus untuk memamerkan hasil penyalinan Mushaf Baiturrahman ini,” katanya.
Baca juga: Kronologi 50 napi kabur dari Lapas Kutacane Aceh Tenggara saat bulan Ramadhan
Pewarta: Nurul HasanahEditor : Febrianto Budi Anggoro
COPYRIGHT © ANTARA 2025