Banda Aceh (ANTARA) - Santri asal Kecamatan Bukit, Kabupaten Bener Meriah, ZAT (14) yang sempat dilaporkan kabur dari pesantren Ruadhatul Hasanah Medan, Sumatera Utara sejak 28 Februari 2025 lalu telah ditemukan selamat, diduga kerap dibully senior.

"ZAT ditemukan di Kabupaten Nagan Raya setelah seorang pria bernama Samsul (46) melihat informasi korban hilang di media sosial," kata Kapolsek Kuta Raja Polresta Banda Aceh, AKP Bambang Juniarto, di Banda Aceh, Jumat.

Saat ini, korban berhasil dipertemukan kembali dengan orang tuanya Muhajir (54), yang difasilitasi oleh Kapolsek Kuta Raja Banda Aceh.

Baca juga: Ketua PKK ingatkan siswa di Aceh hindari perundungan dan seks bebas

Bambang mengatakan, korban diketahui kabur dari ponpes Raudhatul Hasanah Medan sejak 28 Februari 2025 lalu sengan menggunakan mobil travel menuju Banda Aceh.

Kemudian, informasi bahwa ZAT kabur diketahui oleh orang tuanya setelah menanyakan kabar anaknya ke pihak pesantren. Bahkan, berita kehilangannya juga sudah sempat viral di media sosial. 

"Lalu, orang tua anak itu menghubungi Polsek Kutaraja untuk meminta bantuan mencari keberadaan anaknya,"  ujarnya.

Selanjutnya, kata Bambang, setelah sepekan tak ada kabar, akhirnya orang tua korban menerima panggilan melalui seluler dari pria bernama Samsul (46) pada Kamis (6/3). 

Samsul yang diketahui pemilik usaha odong-odong itu memberitahukan kepada orang tua korban bahwa ZAT sedang bersama dirinya di Nagan Raya.

"Lalu, pihak keluarga kemudian meminta bantuan Polsek Kuta Raja untuk melakukan penjemputan ZAT dan saksi di Nagan Raya. Saat dipertemukan, anak tersebut dalam keadaan sehat," katanya.

Setelah dipertemukan dengan keluarganya, AKP Bambang juga menanyakan alasan korban kabur dari Pesantren Raudhatul Hasanah Medan tersebut. 

Berdasarkan keterangannya, korban mengaku kerap mengalami penindasan oleh senior di pondok pesantren tersebut. Karena tak kuat menahan bullyan senior, ia kemudian memutuskan kabur ke Banda Aceh menggunakan mobil travel. 

"Dia takut dipukul lagi di pesantren oleh seniornya, makanya dia pilih kabur. Selanjutnya, masalah ini kita serahkan kepada keluarga untuk melaporkannya ke pihak pesantren. Tapi kita selalu jika dimintai bantuan," demikian AKP Bambang.

Baca juga: Disdik pastikan sekolah di Aceh bebas bullying siswa baru



Pewarta: Rahmat Fajri
Editor : Febrianto Budi Anggoro
COPYRIGHT © ANTARA 2025