Aceh Timur (ANTARA) - Penjabat (Pj) Bupati Aceh Timur Amrullah M Ridha mengatakan Provinsi Aceh merupakan daerah penghasil kakao yang penting di Indonesia dengan lanskap yang kompleks untuk budi dayanya.

"Indonesia merupakan produsen utama dalam industri kakao global. Aceh juga berkontribusi dalam produksi kakao," kata Amrullah M Ridha di Aceh Timur, Sabtu.

Hal tersebut dikatakannya saat sosialisasi program pendampingan petani kakao di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Aceh Timur.

Amrullah M Ridha mengatakan dalam lima tahun terakhir, volume produksi biji kakao di Indonesia mengalami penurunan dari 270.000 ton pada 2017 menjadi 170.000 ton pada 2021.

Hal itu, kata dia, disebabkan sebagian besar kebun kakao telah berusia tua, tidak terawat, dan menerapkan sistem monokultur sehingga tanaman rentan terhadap hama dan penyakit. 

Baca: Produksi kakao di Aceh Timur capai 6,45 ribu ton

"Data menunjukkan lebih 95.000 ha areal tanaman kakao Aceh sudah berumur tua 20 tahun yang tidak produktif dengan tingkat produktivitas rendah," kata Amrullah menyebutkan.

Menurut Amrullah, rendahnya penerapan praktik budi daya yang baik dan inovasi dalam budidaya kakao menjadi penghambat peningkatan produksi dan kualitas kakao. 

Perubahan iklim menjadi tantangan tersendiri karena produksi kakao sangat bergantung pada kondisi iklim. kekeringan berkepanjangan, pola curah hujan yang tidak menentu, peningkatan suhu, dan penyebaran hama serta penyakit mempengaruhi hasil kakao dan mata pencaharian petani.

"Seiring dengan meningkatnya permintaan global akan kakao berkualitas, pengembangan pertanian kakao berkelanjutan menjadi sangat penting untuk diterapkan oleh petani untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut dan meningkatkan produktivitas kakao di Aceh," kata Amrullah M Ridha.

Baca: Kemendag catat harga biji kakao meningkat periode Februari 2025

 



Pewarta: Hayaturrahmah
Editor : M.Haris Setiady Agus
COPYRIGHT © ANTARA 2025